Wonosobo, Mitrapost.com – Angka putus sekolah di kabupaten Wonosobo masih tinggi. Bahkan berdasarkan data yang ada, di tahun 2019-2021 terus mengalami peningkatan.
Tidak hanya angka putus sekolah yang terus mengalami peningkatan. Hal itu juga terjadi pada angka kemiskinan.
berdasarkan data Kementerian Pendidikan Republik Indonesia Tahun 2021 menyebut, sebanyak 3.581 anak di Wonosobo putus sekolah yang tersebar di beberapa wilayah Kecamatan. Untuk itu perlu dilakukan bentuk pendampingan dari Perangkat Daerah baik Kabupaten maupun Provinsi dengan melihat seluk beluk permasalahan dasarnya dahulu.
“Dari 25 desa di Wonosobo yang angka kemiskinannya tinggi kita akan menganalisa lebih jauh mengingat alokasi anggaran untuk desa tersebut dinilai cukup tinggi tapi tidak sebanding dengan kemajuan sektor lintas ekonomi, kesehatan, pendidikan, serta kesejahteraan warganya, ini bentuk evaluasi bersama untuk merumuskan sebuah kebijakan yang tepat,” tutur Afif Nurhidayat, S.Ag bupati Wonosobo saat memberikan sambutan pengarahan acara Rapat Koordinasi (Rakor) camat se-Wonosobo Jumat, (11/02), di Ruang Mangunkusomo Sekretariat Daerah.
Terang Afif, terkait angka putus sekolah tahun ini berdasarkan data yang tersaji, menunjukkan kemiskinan erat kaitannya dengan aspek pendidikan.
“Saya meminta kepada semua camat se-Wonosobo dan jajarannya untuk serius menangani permasalahan kemiskinan dan putus sekolah karena menjadi isu nasional sehingga penting sekali camat memberikan masukan dan saran guna mengurai permasalahan tersebut,” jelas Afif.
Sejalan dengan itu, Sekretaris Daerah Wonosobo, One Andang Wardoyo mengajak seluruh camat dan perangkat daerah untuk bersama-sama mewujudkan visi misi bupati. One Andang berpesan agar jajaran perangkat daerah berperan aktif membangun Wonosobo terutama perbaikan kemiskinan dan masalah anak putus sekolah yang disebabkan oleh rendahnya motivasi untuk belajar.
“Terkait angka putus sekolah, saya meminta untuk segera ditangani dan diperbaiki bekerjasama dengan dinas terkait, selain itu juga perlunya dibentuk satgas khusus yang menangani problematika tersebut, walaupun sudah ada tim penanggulangan dari kabupaten, karena ini masalah serius yang menyangkut perkembangan Indonesia ke depan,” pintanya. (*)
Redaksi Mitrapost.com