Pati, Mitrapost.com – Tanaman porang menjadi komoditas potensial untuk dikembangkan di Kabupaten Pati. Bahkan Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Pati dan Provinsi Jawa Tengah sedang mempersiapkan penyusunan kajian teknis budidaya porang.
Kepala DPMPTSP Kabupaten Pati, Riyoso mengungkapkan, tanaman porang memiliki potensi menjanjikan untuk dibudidayakan dengan baik di Bumi Mina Tani.
“Tanaman porang memiliki potensi yang bagus untuk dibudidayakan di Pati secara luas,” ujarnya saat berkunjung ke Desa Bageng, Kecamatan Gembong beberapa waktu lalu.
Perlu diketahui, Kecamatan Tlogowungu memiliki luasan lahan tanaman porang terluas di Kabupaten Pati, yakni 79,61 hektare. Nomor dua ditempati Kecamatan Gembong dengan luas lahan sebesar 21,61 hektare.
Selain itu, beberapa kecamatan yang memiliki lahan budidaya porang ialah Kecamatan Cluwak dengan luas lahan 15,75 hektare, dan Kecamatan Gunungwungkal dengan 15,13 hektare.
Ia menyebutkan jika selama ini petani porang selalu mengeluhkan persaingan harga. Apalagi petani di Kabupaten Pati telah mampu memproduksi porang secara tinggi dan tak diiringi dengan harga yang bagus. Menurutnya selama pandemi Covid-19 sejak 2020 harga porang cenderung menurun.
“Para petani porang selama ini hanya dapat menjual hasil panennya ke Jawa Timur dengan biaya transportasi yang cukup besar, selain belum adanya sentra pengolahan porang maupun rendahnya permintaan pabrik pengelolaan hasil porang menjadi kendala utama dalam pengembangan potensi porang di Pati,” imbuhnya.
Dalam kesempatan yang sama, Analis Kebijakan Ahli Madya Koordinator Perencanaan dan Pengembangan bersama Tim DPMPTSP Provinsi Jawa Tengah, Taviana Dewi Handayani menyampaikan jika Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati melalui DPMPTSP menyambut baik upaya pengembangan kajian teknis potensi porang untuk ditawarkan kepada investor.
Perlu diketahui, tanaman yang memiliki nama latin Amorphophallus Muelleri dapat diolah menjadi bahan komersil, seperti bahan baku lem, tepung dan kosmetik. Porang juga memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi sehingga dimanfaatkan untuk bahan pangan di Jepang. (*)
Redaksi Mitrapost.com