Rembang, Mitrapost.com – Wakil Bupati Rembang, Muhammad Hanies Cholil Barro menyebut, minat para pemuda untuk mengunjungi museum RA Kartini Rembang relatif rendah. Namun, secara spesifik belum diketahui apa penyebabnya.
Ia menegaskan bahwa eksistensi Museum kepahlawanan harus terus dijaga agar generasi muda Rembang tidak lupa dengan sejarah. Khususnya perjuangan RA Kartini dalam meraih kemerdekaan dan hak perempuan.
“kunjungan ke museum bagi generasi milenial minim sekali ini menjadi perhatian sekaligus keprihatinan,” hal itu disampaikannya saat sambutan acara Grand Final Ajang Duta Museum Rembang tahun 2022 yang digelar di Pendopo Museum RA Kartini hari ini, Senin (28/3/2022).
Ditambah saat ini museum harus bersaing dengan pesatnya perkembangan teknologi digital. Menurut laki-laki yang akrab disapa Gus Hanies itu, kaum milenial saat ini lebih suka mencari informasi di dunia maya dibandingkan dengan langsung mendatangi lokasi informasi sejarah.
“Di zaman teknologi informasi yang sangat canggih juga menjadi tantangan bagi kita. Anak muda sering main Instagram, Youtube, dan sebagainya. Kalau mau tau soal sejarah atau data tidak perlu lagi ke museum di googling saja sudah dapat,” ungkap Gus Hanies.
Kendati demikian, Gus Hanies mendorong Dinbudpar Rembang untuk beradaptasi. Salah satunya dengan memanfaatkan teknologi internet dan media sosial, sehingga para pemuda tertarik untuk mendatangi museum.
Gus Hanies menilai, tren museum yang banyak dikunjungi pendatang saat ini adalah museum non kepahlawanan yang menyediakan fitur hiburan menarik.
Oleh karenanya, selain promosi, Dinbudpar Rembang juga diminta untuk melakukan studi banding di museum – museum yang lebih populer dan ramai pengunjung.
“Saya rasan-rasan sama Pak Mutaqin (Kepala Dinbudpar) ini perlu belajar banyak dengan museum sejarah kepahlawanan. di indonesia museum yang ramai bukan yang kepahlawanan. Malah Museum angkut di Malang, Museum dirgantara, Museum kereta api Ambarawa,” tandas dia.(adv)
Wartawan Area Kabupaten Pati