Kategori Kafir Tak Relevan di Negara Modern

Mitrapost.com – Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya selaku Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sepakat mengkategorikan kafir tidak relevan untuk negara modern.

Dalam hal ini, Gus Yahya menyebut terdapat cara lain untuk mengubah pola piker orang muslim.

Gus Yahya menyampaikan hal tersebut dalam webinar dengan tema ‘Turn Back Islamophobia’ yang digelar oleh Komisi HLNKI MUI yang disiarkan di YouTube MUI.

“Islamofobia ini bukan gejala baru. Ini sesuatu yang sudah lama mengendap, bahkan sebagai mentalitas di kalangan masyarakat nonmuslim di berbagai belahan dunia bahkan sudah pula dimapankan kurang lebih dalam wacana keagamaan mereka di lingkungan-lingkungan nonmuslim itu,” ujar Gus Yahya.

“Di sisi lain sebetulnya kita harus akui juga dari kalangan muslim ada juga kafirofobia juga. Dan kafirofobia ini mengendap juga sebagai mentalitas di kalangan umat Islam, bahkan juga masuk di dalam wacana-wacana keagamaan di lingkungan Islam,” tutur dia.
“Kalau saya sebut kafirofobia ini bisa kepada siapa saja yang nonmuslim, apakah judiofobia, kristofobia, atau hindufobia dan sebagainya, secara umum itu juga masuk dalam wacana keagamaan Islam itu sendiri,” tutur Gus Yahya.

Gus Yahya juga mengatakan perang yang panjang antara dunia Islam dan dunia nonmuslim.

“Kenapa kita punya yang seperti ini baik di lingkungan nonmuslim ada islamofobia, di lingkungan umat Islam ada kafirofobia, karena kita mewarisi sejarah dari konflik yang panjang sekali selama berabad-abad antara Islam melawan dunia nonmuslim,” ungkap dia.

“Misalnya seperti selama era Turki Usmani 700 tahun dari kekuasaan Turki Usamani itu tidak pernah berhenti sama sekali kompetisi militer melawan kerajaan-kerajaan Kristen Eropa di Barat, begitu juga di timur ada Dinasti Mughal yang sepanjang waktu yang cukup lama terlibat konflik yang sangat tajam dengan umat Hindu di India, khususnya India bagian utara,” tambah dia.

Gus Yahya mengatakan pola piker masyarakat berkenaan dengan sejarah persaingan agama masih mengendap.
“Ini semua sejarah yang kita warisi sekarang dan sudah mengendap sebagai mindset kita sekarang. Sementara wacana tentang moderasi dan toleransi itu justru sesuatu yang baru. Nah, yang terjadi sebetulnya bahwa dulu dunia ini memang merupakan rimba persaingan antar-identitas, termasuk identitas-identitas agama. Di situ kerajaan-kerajaan dengan identitas agama, negara dengan identitas agama berkonflik satu sama lain, bersaing secara politik dan militer dengan membawa label agama masing-masing,” ujar dia. (*)

Artikel ini telah tayang di Detik News dengan judul “Gus Yahya: Kami Sepakat Kategori Kafir Tak Relevan di Negara Modern”

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mitrapost.com  di Google News. silahkan Klik Tautan dan jangan lupa tekan tombol "Mengikuti"

Jangan lupa kunjungi media sosial kami

Video Viral

Kamarkos
Pojoke Pati