Aliando Syarief Muncul di Publik Setelah Berjuang dengan OCD

Mitrapost.com Aliando Syarief muncul di publik setelah berjuang dengan penyakit OCD yang dideritanya. Pada hari Kamis, 14 April 2022 lalu Aliando Syarief terlihat menghadiri acara showcase tujuh film terbaru dari Falcon Pictures yang digelar di XXI Epicentrum Jakarta.

Pria yang berumur 25 tahun ini diketahui mengidap kondisi Obsessive Compulsive Disorder (OCD) sudah sejak kelas dua SD. Setelah sempat sembuh, kini penyakit tersebut kembali datang saat ia dewasa.

Penyakit OCD yang diderita Aliando Syarief ini diketahui setelah ia sendiri mengungkapkan kondisinya tersebut di media sosial melalui siaran live Instagram pada awal tahun lalu, tepatnya tanggal 27 Januari 2022.

Ia juga sempat memutuskan untuk rehat dari dunia hiburan sementara waktu karena kondisi yang dideritanya tersebut.

Acara showcase Falcon Pictures yang dihadiri Aliando Syarief inipun termasuk dalam penampilan perdananya setelah kejadian pengungkapan dirinya mengidap kondisi Obsessive Compulsive Disorder (OCD).

Saat menghadiri acara tersebut, Aliando kembali menyapa para jurnalis, tamu undangan, dan terutama para penggemar yang telah menunggunya.

Meskipun ia memutuskan untuk menghadiri acara tersebut, namun dia mengaku masih merasakan deg-degan dan juga masih berjuang untuk tetap tenang.

Aliando mengatakan bahwa emosi atau perasaan memiliki banyak macam. Seperti misalnya perasaan marah, bahagia, dan juga sedih. Tapi dari semua emosi tersebut, emosi yang sering datang mengganggunya tanpa diinginkan adalah emosi marah.

Untuk mengatasi emosi tersebut, Aliando akan mencoba untuk menyinkronkan antara fungsi rasa, mata, dan juga otaknya. Dan hal itu juga yang dia lakukan saat mengahadiri acara tersebut kemarin.

Sebelum-sebelumnya ia sempat mengonsumsi obat-obat yang diresepkan dokter untuknya. Namun kini, ia mengatakan sudah tidak lagi mengonsumsi obat tersebut untuk kondisinya saat ini. Di samping itu, ia masih menjalani berbagai terapi dengan psikolog sebanyak dua kali dalam seminggu.

Aliando sendiri merasa optimis bisa sembuh dari penyakit yang dideritanya tersebut. Untuk penyembuhannya, Aliando mengatakan bahwa saat ini telah mencapai sekitar 90 persen recovery.

Sedangkan berkaitan dengan bulan Ramadan, Aliando mengungkapkan jika penyakit OCD ini membuat ia sempat tidak menjalankan ibadah berpuasa yaitu pada hari Kamis kemarin. Tapi bukan berarti ia berencana untuk tidak menjankan ibadah puasa selama sebulan penuh.

Selain berpengaruh pada puasanya, penyakit OCD yang dialaminya juga pernah mempengaruhi kondisi fisik tubuhnya. Aliando sempat mengalami perubahan berat badan menjadi 76 kilogram.

Perlu diketahui bahwa Obsessive Compulsive Disorder (OCD) sendiri merupakan jenis gangguan mental. Orang yang mengidap OCD ini biasnya memiliki pikiran dan dorongan yang tidak dapat ia kendalikan sendiri.

Dan pikiran tersebut terus berulang yang manjdikannya seperti obsesi, serta mendorong secara paksa perilaku kompulsif.

Perilaku kompulsif ini misalkan saja mencuci tangan sebanyak sepuluh kali setelah menyentuh sesuatu yang dianggap kotor. Pikiran serta tindakan tersebut ada di luar kendali penderita.

Pada kenyataannya, pengidap sendiri mungkin tidak ingin memikirkan atau melakukan hal tersebut. Namun ia tidak memiliki kekuatan untuk menghentikannya. Atau dapat juga dikatakan jika OCD dapat memengaruhi secara signifikan seluruh aspek kehidupan penderitanya. Seperti pekerjaan, sekolah, bahkan hubungan pribadi.

Oleh karena itu OCD ini benar-benar membuat penderita tidak nyaman. Yang menjadikan OCD ini ada adalah karena beberapa faktor pemicu. Faktor tersebut dinataranya meliputi faktor keturunan, fungs dan struktur otak orang tersebut (ini masih belum jelas diketahui), serta lingkungan hidupnya.

Diantara hal tersebut, yang paling memengaruhi adalah lingkungan hidup orang tersebut yang tidak mendukung perkembangannya. Misalnya psikis pengidap sewaktu kecil. Ketika orang tersebut sering direndahkan atau diejek karena kekurangannya sewaktu kecil.

Hal inilah yang dapat menimbulkan perasaan bahwa ia ingin melakukan hal yang sempurna. Orang yang mengidap OCD memiliki gejala obsesi, kompulsi, atau dua-duanya. Obsesi merupakan pikiran yang berulang, gambaran, atau dorongan secara mental yang akhirnya menyebabkan kecemasan.

Gejala tersebut dapat datang atau pergi. Dapat juga mereda seiring waktu atau bahkan memburuk. Penderita OCD dapat saja mencegah gejalanya muncul yaitu dengan menghindari kondisi atau situasi yang bisa memicu gejala obsesi mereka.

Penderita juga dapat melakukan mengonsumsi obat-obatan untuk menenangkan diri, tentunya atas anjuran psikiater atu psikolog.

Selain penderita, masyarakat pun perlu untuk lebih aware terhdap pengidap gangguan Kesehatan mental. Jangan sampai para penderita  ini dikucilkan atau dianggap sebagai orang gila. Sebaliknya, masyarakat perlu untuk terus mendukung kesembuhan penderita. (*)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mitrapost.com  di Google News. silahkan Klik Tautan dan jangan lupa tekan tombol "Mengikuti"

Jangan lupa kunjungi media sosial kami

Video Viral

Kamarkos
Pojoke Pati