Blora, Mitrapost.com – Hadir dalam Musyawarah Rencana Pembangunan Wilayah (Musrenbangwil) di Kabupaten Blora, Senin (25/4/2022), Bupati Pati Haryanto paparkan tingkat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pati di masa pandemi Covid-19.
Ia menyebut meski sebagian besar ekonomi masyarakat Bumi Mina Tani terdampak Covid-19. Namun ekonomi Kabupaten Pati tumbuh pada posisi 3,6 persen.
Walaupun sebelumnya pada tahun 2020 hingga 2021, pertumbuhan ekonomi sempat mengalami penurunan hingga minus -2,87 persen.
“Namun seiring perjalanan waktu, kita bisa tumbuh pada posisi 3,6 persen. Dan perlu diketahui juga bahwa Kabupaten Pati berada pada kondisi geografis dengan potensi, pertanian, perikanan, perkebunan dan sektor industri pengolahan,” ujar Haryanto.
Ia memaparkan sektor pertanian, perikanan, dan perkebunan mampu menopang ekonomi hingga 24,53 persen. Sektor industri pengolahan mampu menopang perekonomian mencapai 27,29 persen.
Sedangkan, sektor perdagangan dan lainnya mencapai 14,67 persen.
“Sehingga upaya-upaya yang dilakukan pun, hampir sama dengan daerah-daerah lainnya. Terlebih kita memang menonjol di sektor industri pengolahan, perikanan, pertanian sehingga kita memberikan modernisasi dan inovasi pertanian, penyiapan petani milenial bahkan pengembangan ikan nila salin. Dan Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah menetapkan menjadi kampung nila salin,” paparnya.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati juga fokus meningkatkan kemampuan akses permodalan dan pengelolaan keuangan untuk UMKM. Pemkab Pati juga meningkatkan kemitraan jejaring dan seterusnya.
Selain itu, pihaknya telah mampu mengurangi angka kemiskinan. Berdasarkan catatan yang ada, penanganan kemiskinan akibat pandemi Covid-19 mengalami kenaikan persentase di posisi 10,21 persen dari sebelumnya yang berada di posisi 9,4 persen.
“Selanjutnya dalam penanganan kemiskinan pada tahun 2019 Kabupaten Pati sempat pada posisi 9,4 persen namun dengan adanya pandemi Covid – 19 ini semuanya mengalami kenaikan persentase dan kita pada posisi 10,21 persen. Sehingga apabila dibandingkan dengan Jawa Tengah, kita masih di bawah. Namun apabila dibanding angka nasional, kita berada di atas,” ujarnya.
Pemkab Pati pun telah menjalankan pendampingan 1 OPD 1 desa. Program tersebut berasal dari arahan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah.
Pihaknya juga turut mengikuti program dari Pemprov Jawa Tengah, yaitu pembelian produk UMKM untuk parsel bagi pegawai. Selain itu juga menggandeng Bank Jateng sebagai CSR dengan nilai anggaran 1,9 miliar. Sebagian besar khusus untuk membeli produk UMKM yang saat itu dibagikan pada tenaga kesehatan (nakes) sebagai garda terdepan.
“Kami juga memberikan beasiswa pada anak – anak yang berprestasi maupun yang miskin. Selanjutnya, peningkatan pemberdayaan tidak hanya bergantung pada APBD saja, melainkan kerjasama dengan Baznas, pihak swasta dan lainnya, termasuk CSR,” tandas Bupati Pati. (*)
Redaksi Mitrapost.com