Mitrapost.com – Melakukan perjalanan jarak jauh dengan kendaraan pribadi perlu kewaspadaan, termasuk waspada terhadap microsleep.
Setelah merayakan momen Idul Fitri bersama keluarga, memang banyak masyarakat yang harus melakukan perjalanan kembali ke perantauan untuk melakukan berbagai rutinitas seperti semula.
Padatnya kendaraan di jalan menjadi salah satu hal yang dikhawatirkan dapat meningkatkan resiko kecelakaan di jalan raya.
Namun, sebetulnya ada resiko lain yang perlu diwaspadai oleh para pengemudi yang melakukan perjalanan arus balik. Salah satu resiko yang mengintai dalam perjalanan merupakan keadaan microsleep.
Microsleep merupakan suatu keadaan di mana seseorang menghadapi keadaan hilangnya kesadaran, dengan cara tertidur tanpa disengaja dalam waktu pendek ataupun dalam kisaran sekian detik saja.
Biasanya orang yang menghadapi microsleep saat tengah berkendara, ada yang masih tetap dapat berkendara sambil tertidur hingga dia benar-benar tidak sadar dan berujung pada terjadinya peristiwa fatal.
Apabila waktu dari microsleep yang dirasakan seorang berada di kisaran 15 detik atau kurang, mereka akan tersadar jika dirangsang oleh sesuatu yang mengejutkan seperti suara, sentuhan keras, ataupun pada beberapa orang ada juga yang kemudian tersadar sendiri.
Kondisi microsleep mungkin terlihat sepele, namun sudah banyak peristiwa di lapangan yang berujung pada hilangnya nyawa akibat keadaan microsleep yang terjadi sepanjang 15 detik ataupun kurang tersebut.
Kondisi lelah menjadi salah satu pemicu terkuat microsleep yang umumnya dirasakan saat melakukan perjalanan jarak jauh. Namun selain itu, terdapat juga beberapa keadaan yang disebut menjadi pemicu microsleep dapat terjadi.
Pemicu yang dimaksudkan antara lain yaitu kesulitan tidur yang diakibatkan oleh penyakit insomnia, memiliki waktu tidur yang kurang sebelumnya, ataupun efek samping dari pengaruh pengobatan tertentu.
Tetapi, ada juga yang meyakini bahwa keadaan microsleep tidak hanya dirasakan oleh mereka yang kurang istirahat, kurang tidur, ataupun kelelahan.
Microsleep juga bisa terjadi ketika pengemudi harus melakukan perjalanan jauh dengan kondisi jalanan yang monoton dan menjenuhkan, tetapi memerlukan fokus serta atensi tertentu.
Oleh karena itu, pengemudi tetap disarankan untuk berhenti sesekali untuk istirahat meskipun tidak mengantuk ataupun lelah.
Tanda-tanda orang yang mengalami keadaan ini, umumnya dimulai dengan ciri tidak mendengar suara dekat, tidak menjawab ketika dipanggil, mempunyai tatapan kosong, tidak bisa mengingat peristiwa satu ataupun 2 menit terakhir, serta keadaan mata yang berkedip dengan lelet.
Untuk mengatasi microsleep, ada beberapa cara yang dapat dicoba. Cara pertama yaitu dengan menghindari minum kafein sebelum tidur untuk menghindari dari gangguan susah tidur. Namun, Anda bisa mengomsumsi kopi saat sedang berkendara untuk membuat kesadaran Anda terjaga.
Kedua, melakukan kegiatan yang dapat mengalihkan atensi saat berkendara. Salah satunya berbincang dengan penumpang di kendaraan. Oleh karena itu, mempunyai rekan berkendara yang bisa diandalkan sangatlah berarti.
Ketiga, tidur yang cukup sejak hari sebelum melaksanakan perjalanan. Idealnya, waktu tidur di malam hari berlangsung sepanjang 7- 9 jam per hari.
Keempat, istirahat serta tidur sejenak apabila mengantuk. Anda dapat pergi ke rest area ataupun posko yang disediakan pemerintah.
Semoga dengan melakukan hal di atas, perjalanan Anda aman sampai tujuan. (*)
Redaksi Mitrapost.com