Pati, Mitrapost.com – Dinas pertanian mencatat luas lahan pertanian kedelai di Kabupaten Pati tahun ini turun sekitar 200 hektar. Hal ini disebabkan lantaran musim kemarau basah yang tidak mendukung untuk pertanian kedelai.
Kun Saptono, Kepala Bidang Tanaman Pangan dan hortikultura kantor Dispertan Pati menyebut, lahan kedelai di Pati pada musim tanam bulan ini hanya 500 hektar dari 700 hektar di tahun 2021 pada periode tanam yang sama.
“Kedelai di range 500 hektar kemarin 700-an hektar termasuk kondisi cuaca juga. Kedelai rentan dengan cuaca lembab,” ujar Kun saat ditemui di kantornya kemarin.
Dispertan memantau, pada tahun ini kedelai di Pati hanya ditanam di dua kecamatan, di antaranya adalah Kecamatan Gabus dan Kayen.
Dijelaskannya, perawatan kedelai lebih sulit dibandikan komoditas yang lain. Selain itu, kedelai juga tidak tahan di area yang terlalu lembab.
Kun mengharapkan curah hujan di Pati bulan ini bisa turun, agar potensi gagal tanam kacang kedelai bisa diminimalisir.
Lanjut dia, selain cuaca yang tidak bersahabat, pamor kacang kedelai tahun ini juga belum mampu menyaingi komoditas tanaman pangan musim kemarau yang lain, lantaran harganya yang masih rendah.
Harga kedelai lokal bulan di ini rata-rata di harga Rp11-14 ribu per kilogramnya. Berbeda dengan kacang hijau yang harganya bisa tembus antara Rp15-20 ribu per kilogram.
“Kacang hijau Sekilo kalau panen 14-15 ribu. kalau mau ditunda jual berapa bulan bisa Rp18 ribu. Sekarang sudah tidak ada barang Rp20 keatas. Karena dijual di pasar besar,” terang Kun.
Perlu diketahui, musim tanam komoditas kedelai di Pati sudah dimulai di awal bulan Juni lalu, dan dalam keadaan normal panen raya bisa dilakukan sekitar akhir bulan juli atau awal bulan agustus mendatang. (*)
Wartawan Area Kabupaten Pati






