Diketahui, NasDem memasukkan Ganjar sebagai capres mereka bersama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Panglima TNI Jenderal Muhammad Andika Perkasa. Ketiganya dinilai mampu menghentikan polarisasi bangsa.
Menanggapi diamnya sikap PDIP, seorang pengamat politik dari Universitas Andalas, Asrinadi memperingatkan bahwa partai berlambang banteng itu berisiko memunculkan risiko politik yang besar, sehingga memunculkan kemungkinan Ganjar meninggalkan PDIP.
Asrinaldi berkata risiko Ganjar meninggalkan PDIP bisa terjadi dan rasional. Sebab, menurut dia, Ganjar tak bisa menunggu dua kali untuk mendapatkan momennya unggul di sejumlah hasil survei capres.
Pun jika Ganjar meninggalkan PDIP Asrinaldi meyakini masih ada partai lain yang akan senang meminangnya. PDIP akan alami kerugian lebih besar bila Ganjar sampai berlabuh ke partai lain.
“Kalau seandainya keputusan PDIP tetap memajukan Puan, sementara Ganjar dianggap harus ikut perintah partai, saya pikir Ganjar rasional meninggalkan PDIP,” ujarnya, Senin (18/7/2022).