Tahun Ajaran Baru, Sekolah di Batang Kolaborasikan Buku Cetak dan E-book

Batang, Mitrapost.com – Pada tahun ajaran baru 2022/2023, sekolah di wilayah kabupaten Batang menerapkan kurikulum Merdeka.

Dengan adanya kurikulum Merdeka ini, dalam pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen mengolaborasikan antara buku cetak dan buku elektronik (E-book).

Berdasarkan keterangan dari kepala SMPN 3 Batang, Bambang Purwantyono, dengan diberlakukannya kurikulum Merdeka, menjadikan para pendidik lebih bisa leluasa dalam memberikan pembelajaran.

Hal tersebut lantaran untuk sementara ini buku fisiknya memang belum dikirim. Sehingga sebagai upaya untuk mengatasi agar materi pembelajaran tetap tersampaikan, maka para guru berinisiatif untuk mengoptimalkan E-book, sambil menunggu buku pelajaran dikirim.

“Walaupun kemarin ada larangan bagi anak-anak untuk membawa gawai, tapi untuk sementara pelajar kelas VII boleh membawanya karena agar memudahkan proses pembelajaran,” katanya, saat ditemui, di SMPN 3 Batang, Kabupaten Batang, Senin (18/7/2022).

Para pendidik terus berupaya mengedukasi anak didik agar terampil memanfaatkan teknologi informasi secara baik dan benar.

“Teknologi informasi yang sudah ada itu dimanfaatkan untuk mencari referensi materi pembelajaran dari berbagai platform,” jelasnya.

Ia mengakui, pelajar kelas VII masih perlu pendampingan dan bimbingan dari pendidik dalam pemanfaatan teknologi informasi untuk pembelajaran karena belum begitu mahir layaknya kelas VIII dan IX.

“Kurikulum Merdeka ini memanfaatkan teknologi informasi, maka pihak sekolah telah menyiapkan sarana prasarana berupa ruang laboratorium komputer yang berisi 34 unit komputer, sehingga kompetensi anak terasah dalam pemanfaatan teknologi informasi,” tegasnya.

Ia memastikan, seluruh pendidik telah beradaptasi dengan kemajuan teknologi informasi dalam kegiatan belajar mengajar, sejak pembelajaran daring saat Covid-19 merebak.

“Menyikapi Kurikulum Merdeka, para pendidik dituntut aktif dalam pemanfaatan platform “Mengajar”. Di sana banyak materi dan sumber pembelajaran, sehingga guru tinggal mengembangkan saja,” tegasnya.

Bagi para peserta didik, khususnya kelas VII, merupakan transisi dari SD ke SMP, maka perlu edukasi agar tepat dalam pemanfaatan gawai.

“Tapi pada dasarnya mereka sudah terbiasa menggunakan gawai dalam kegiatan sehari-hari. Maka ketika diarahkan ke pengembangan teknologi informasi tidak terlalu kaget dan mudah menyesuaikan,” terangnya.

Sedangkan berdasarkan keterangan dari Wakil Kepala Urusan Kurikulum, Muhammad Yakub bahwa E-book tersebut diterbitkan oleh Kemendikbud Ristek, sebelum buku cetak beredar.

Terkait dengan pembelajaran menggunakan E-book, pihak sekolah memerintahkan anak untuk membawa gawai di sekolah. Akan tetapi, pihak sekolah tidak mewajibkan setiap anak membawa ponsel.

“Minimal satu meja ada satu ponsel android sebagai E-Book, bukan sebagai alat komunikasi. Ketika guru menjelaskan materi pelajaran, anak-anak bisa membacanya melalui E-Book,” ujar dia.

E-Book sangat bermanfaat untuk membantu anak saat mencari referensi atau menjawab tugas yang diberikan guru.

“Ketika buku cetak sudah dipinjamkan ke siswa, namun tidak menutup kemungkinan anak bisa memanfaatkannya di rumah, jadi tidak tergantung pada buku cetak,” pungkasnya. (*)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mitrapost.com  di Google News. silahkan Klik Tautan dan jangan lupa tekan tombol "Mengikuti"

Jangan lupa kunjungi media sosial kami

Video Viral

Kamarkos
Pojoke Pati