Pati, Mitrapost.com – Ingin memutus rantai perdagangan, Ratusan pengusaha ketela tapioka di Kabupaten Pati berkumpul dan menggagas Asosiasi Tapioka Pati (Atap).
Karwito, salah seorang pengusaha tepung tapioka Kecamatan Margoyoso, sekaligus kandidat ketua asosiasi mengatakan, dalam beberapa tahun terakhir harga tapioka di Pati terpuruk. Hal ini utamanya disebabkan oleh panjangnya rantai perdagangan.
Ketela yang diolah petani tidak bisa langsung dijual ke pembeli, melainkan melewati para makelar.
Para makelar inilah yang dominan mengatur harga ketela. Sayangnya, di tangan makelar inilah harga ketela sering dipermainkan.
“Pembelian berjalan sesuai makelar. Mereka mudah membuat harga semena-mena. Ini membuat pengrajin mati suri,” ujarnya saat ditemui belum lama ini.
Dengan adanya asosiasi ini, diharapkan para petani dapat menentukan harga panen sendiri dan mendapatkan penghasilan yang sesuai.
Terlebih bisa menghentikan monopoli dagang dari makelar dan perusahaan besar.