Pati, Mitrapost.com – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati, M Nur Sukarno menyebut dampak resesi ekonomi sudah mulai terasa di daerah. Hal ini ditandai dengan harga bahan bakar minyak (BBM) dan bahan pokok yang terus melambung.
Resesi secara sederhana bisa diartikan sebagai penurunan aktivitas ekonomi yang signifikan dalam waktu yang stagnan, mulai berbulan bulan hingga tahunan.
Bahan pokok dan BBM naik, menurutnya adalah indikator nyata bahwa Indonesia sudah memasuki jurang resesi. Resesi di Indonesia ditandai dengan inflasi atau peningkatan harga barang secara umum secara terus menerus.
Harga beli bahan pokok yang berlebihan dan terus menerus dikhawatirkan akan membuat daya beli masyarakat menurun.
“Resesi itu kaitannya dengan krisis di pangan dan energi dan energi kita tergantung dari impor. Kalau BBM tidak terkendali akan mempengaruhi harga,” ujar Sukarno saat ditemui Mitrapost.com di Kantor Fraksi Golkar DPRD belum lama ini.
“Memang saat ini rata rata masyarakat mengeluh. Harga kebutuhan pokok mengeluh,” ujarnya.
Lanjutnya, Pemerintah daerah tidak memiliki kewenangan untuk mengontrol harga BBM, namun bisa memaksimalkan perannya dalam mengontrol harga bahan pokok di masyarakat.
Untuk mengatasi dampak kenaikan bahan pokok, Anggota DPRD Pati dari Komisi B itu meminta Pemerintah setempat memperkuat daya beli melalui belanja besar besaran seperti yang disarankan oleh pemerintah pusat.
Pemda bisa membuat kebijakan agar para ASN yang berpenghasilan stabil, agar berbelanja produk atau bahan pokok produksi warga lokal Pati.
Pemerintah juga diminta untuk memperhatikan sektor pertanian di wilayah setempat. Mengingat Pati merupakan salah satu lumbung pangan di Jawa Tengah.
“Sebenarnya disini bisa bertahan dan pertanian. jika sektor pangan terkendali, Pati akan aman,” tandasnya. (Adv)
Wartawan Area Kabupaten Pati