Pati, Mitrapost.com – Pembangunan jembatan sungai Juwana masih proses pembongkaran hingga saat ini. Padahal, penutupannya sejak mulai pengerjaan sudah memakan waktu 6 bulan. Hal tersebut telah membuat perekonomian di Pati Timur mengalami ketersendatan.
Anggota DPRD kabupaten Pati M Nur Sukarno mempertanyakan perihal tersebut, karena seringkali mendapat keluhan dari masyarakat Pati, khususnya konstituen yang berada di daerah pemilihannya di Juwana dan sekitarnya. “Kondisi ini sering menjadi pertanyaan masyarakat, mengapa proses pembongkaran saja membutuhkan waktu terlalu lama,” ujar Ir. H.M. Nur Sukarno, Anggota DPRD Kabupaten Pati, kepada awak media pada Rabu (23/11/2022).
Sukarno meminta, agar pembangunan jembatan di sungai Juwana itu bisa dipercepat, agar lalu lintas dapat lancar kembali. “Pembangunan jembatan di Karang Tengah Demak saja penutupannya baru 5 bulan, seminggu sudah dibuka meskipun separuh jalan, sehingga tidak terjadi kemacetan yang panjang dan memperparah keadaan,” lanjutnya.
Anggota Komisi B DPRD Kabupaten Pati ini mengungkapkan, jembatan selatan sungai Juwana yang semula hanya diperuntukan satu jalur dari timur ke barat (lalulintas dari Rembang.red) sekarang dijadikan dua arus lalu lintas sehingga menyebabkan tersendatnya arus lalu lintas dan cenderung sering terjadi kemacetan. “Jalur alternatif lewat Jakenan di ruas jalan Desa Glonggong terjadi kerusakan jalan lebih parah lagi sehingga jalan alternatif tersebut tidak mungkin bisa dimanfaatkan. Solusi yang tepat adalah supaya jembatan yang dibangun kembali harus segera jadi,” tegasnya.
Politisi Partai Golkar Pati ini menambahkan, Pemerintah Daerah harus proaktif ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Tata Ruang, agar ada perhatian terhadap pembangunan jembatan Juwana yang kesannya tidak segera diselesaikan. Kondisi ini, lanjutnya, berpotensi merugikan banyak pihak, terutama para pemakai jalur tersebut. Misalnya, pengiriman barang dan Jasa mejadi semakin lama dan biaya membengkak. Belum lagi sector yang lain. “Semoga secepatnya ada perhatian dan pembangunan jembatan segera selesai dengan kualitas baik,”pungkasnya.
Sementara itu, Slamet Widodo Warga Kecamatan Batangan mengaku merasa dirugikan dengan molornya pembangunan jembatan Juwana tersebut. Selain berdampak kepada usahanya juga mengganggu pertumbuhan perekonomian kabupaten Pati. “Pasti mengganggu pertumbuhan ekonomi, karena ada ketersendatan. Apalagi bisnis di area sini, omset turun drastis. Karena pelanggan gak mau kesini,” ujarnya kepada Mitrapost.com saat dimintai keterangan.
Selain itu, menurutnya kondisi macet diperparah jika terjadi kendaraan mogok. “Kemarin itu ada truk mogok, jadi macet parah. Mohon pemerintah bisa memberikan solusi terbaik,” pungkasnya.
Kritikan tajam juga disampaikan oleh Hartono, Warga Pati yang memeberikan perhatian terhadap pembangunan di Kabupaten Pati. Ia menyebut jika pembangunan yang dilakkan oleh pemerintah tidak direncanakan secara matang dan tidak dikaji dampak saat proses pengerjaannya. “Pembangunan itu harus direnacnakan secara matang, bukan pada pembangunan yang jadi prioritas di titik tersbut. namun seyogyanya efek dari proses pembangunan tersebut. Misalkan ternyata setelah proses pembangunan jembatan Juwana itu, lalu lintas ditutup sehingga banyak kendaraan yang lewat jalur alternatif di Desa Glonggong, Jakenan. Sekarang kita lihat disana, rusak berat. Ini khan sangat rugi,” ujarnya.
Ia menyebut jalan rusak karena dilalui kendaraan, dampak dari pengalihan arus lalu lintas tentunya merugikan Pemerintah Kabupaten Pati. “Dampaknya ya merugikan Pemkab pati, harus mengeluarkan uang lagi untuk rehabilitasi. Banyak itu lho,” pungkasnya. (Adv)
Redaksi Mitrapost.com