Ekonomi Pedagang Sulit, Retribusi Pasar di Pati Belum Optimal

Sementara Hadi Santosa, Kepala Disdagperin Kabupaten Pati saat diwawancarai terpisah membenarkan penyebab belum optimalnya serapan PAD yang dikelola unitnya.

Dia menambahkan, kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) serentak beberapa bulan lalu, juga berperan besar atas lesunya perekonomian pedagang. Ongkos produksi dan distribusi membuat pedagang tidak bisa berbuat banyak.

“Sebenarnya masalah juga. Karena target sudah masuk dalam APBD. Tapi gimana lagi, kondisinya memang seperti itu,” ujar Hadi saat ditemui di kantor Disdagperin.

Meskipun masih tersisa beberapa hari hingga akhir tahun, ia pesimis sektor pasar bisa memenuhi target retribusinya. Mengingat perekonomian di tingkat pedagang masih sulit.

“Efek pandemi masih terasa, terutama untuk pedagang yang belum bisa memenuhi modalnya. Sehingga memilih tidak berjualan dan itu menyulitkan kami untuk menarik retribusi. Baik kios maupun peralatan,” tandasnya. (*)