Rembang, Mitrapost.com – Penurunan angka kemiskinan yang hanya capai 1% masih menjadi sorotan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang. Pasalnya, dengan tren positif pada tingkat pengangguran dan pertumbuhan ekonomi, angka kemiskinan masih tergolong cukup tinggi.
Sebelumnya, didapatkan data prosentase pengangguran hanya sebesar 1,76% dengan pertumbuhan ekonomi 5,5%, sementara tingkat kemiskinan masih berkisar di angka 14,65% pada tahun 2022.
Menanggapi hal tersebut, Bupati Hafidz menyampaikan analisis sementara terkait penyebab lambatnya penurunan tingkat kemiskinan di Kabupaten Rembang, yaitu kemungkinan biaya hidup tinggi dan perilaku konsumtif masyarakat.
“Ini terdeteksi oleh BPS, jadi biaya hidupnya terlalu tinggi. Sehingga ini juga mendorong peningkatan kemiskinan,” ungkapnya.
Disampaikan pula jika dibandingkan dengan daerah tetangga, garis kemiskinan di Kabupaten Rembang masih lebih tinggi, yakni berada di angka Rp 441 ribu per bulan. Bupati Hafidz menuturkan, kemiskinan dapat turun secara signifikan hingga dibawah 10% jika garis kemiskinan berada di bawah Rp 400 ribu per bulan.
Untuk selanjutnya, pihaknya akan tetap mencari tahu faktor-faktor lain untuk mengurangi kemiskinan di Kabupaten Rembang.
“Saya akan menganalisa terus bagaimana variabel penurunan kemiskinan,” ujarnya. (adv)