Mana yang Lebih Baik, Doa Dilafalkan dengan Lantang atau Pelan?

Mitrapost.com – Beberapa orang bertanya-tanya, lebih baik mana berdoa dengan suara pelan (sir) atau suara keras (jahr)?

Dilansir dari laman Muslim, seseorang yang berdoa untuk dirinya sendiri dan orang lain, maka disarankan doa tersebut di baca jahr atau keras. Doa yang dibaca dalam bentuk jamak (plural) lebih baik dibaca dengan lantang karena menyangkut doa orang banyak. Contohnya, seperti doa ‘Ya Allah berilah kami petunjuk sebagaimana orang yang telah Engkau beri petunjuk. Berilah kami keselamatan, sebagaimana orang yang telah Engkau beri keselamatan’.

Sebaliknya, doa yang dibaca untuk dirinya sendiri disarankan dibaca secara pelan, karena hanya menyangkut hajat diri sendiri. Seseorang yang berdoa ‘Ya Allah berilah saya petunjuk sebagaimana orang yang telah Engkau beri petunjuk’ dengan lantang, dan orang yang mendengar tanpa mengetahui maksud atau arti, kemudian mengamininya, maka hal itu termasuk khianat.

Namun, doa yang kolektif untuk orang yang berdoa dan yang lainnya dibaca dengan lantang jika merupakan doa-doa yang disebutkan syari’at saja atau untuk dikerjakan secara berjamaah. Sehingga, tidak diperkenankan mengada-adakan doa-doa berjamaah yang tidak didasari oleh dalil syar’i.

Seseorang yang berdoa untuk dirinya sendiri, tidak diperbolehkan mengeraskan doa meski dalam salat berjamaah karena dapat mengacaukan konsentrasi orang-orang yang shalat di sekitarnya. Saat ada sebagian makmum yang mengeraskan doanya saat duduk di antara sujud, atau ketika sujud, atau ketika tasyahud, hal tersebut tidak diperkenankan.

Sementara itu, jika orang berdoa untuk dirinya sendiri di luar salat dan di sekitarnya tidak ada orang, maka diperbolehkan untuk dibaca dengan suara pelan maupun lantan, asal tidak mengeraskan bacaan doa sampai membebani dirinya sendiri.

Rasulullah SAW bersabda; “Wahai manusia, rendahkan diri kalian. Karena sesungguhnya kamu semua tidak berdoa kepada yang tuli dan tidak juga yang ghaib. Akan tetapi, Anda berdoa kepada yang Maha Mendengar dan Maha Melihat. Dan Dia bersama kalian. Sesungguhya yang kamu semua tuju dalam berdoa itu lebih dekat dari salah satu di antara kamu dari punuk kendaraannya. Maha suci Allah dan Maha Tinggi, dekat dan mengabulkan doa,” (HR. Bukhari no. 6384 dan Muslim no. 2704).

Demikian penjelasan tentang kelantangan dalam membaca doa. (*)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mitrapost.com  di Google News. silahkan Klik Tautan dan jangan lupa tekan tombol "Mengikuti"

Jangan lupa kunjungi media sosial kami

Video Viral

Kamarkos
Pojoke Pati