Mitrapost.com – Setiap manusia pasti ingin masuk surga setelah hari penghisaban nanti. Manusia berlomba-lomba melakukan berbagai kebaikan dan ibadah yang mendatangkan pahala untuk mencapai surga Allah SWT.
Dalam surat Ali Imran ayat 185 disebutkan bahwa setiap makhluk hidup akan merasakan mati. Kemudian, pada hari kiamat seluruh manusia akan mempertanggungjawabkan segala tindakannya di dunia. Hadiah surga bagi mereka yang senantiasa beriman dengan melakukan perintah Allah SWT dan meninggalkan larangan-Nya.
كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ ٱلْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ ۖ فَمَن زُحْزِحَ عَنِ ٱلنَّارِ وَأُدْخِلَ ٱلْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَآ إِلَّا مَتَٰعُ ٱلْغُرُورِ
Kullu nafsin żā`iqatul maụt, wa innamā tuwaffauna ujụrakum yaumal-qiyāmah, fa man zuḥziḥa ‘anin-nāri wa udkhilal-jannata fa qad fāz, wa mal-ḥayātud-dun-yā illā matā’ul-gurụr
Artinya: Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.
Sebenarnya, Allah SWT melalui firman-Nya, para malaikat-Nya dan Rasulullah SAW memberikan beberapa amalan-amalan yang dapat memudahkan manusia mencapai surga Allah SWT.
Membantu orang lain
Rasulullah SAW memberi tahu amalan yang dapat memberikan rahmat dalam sabdanya, “Barang siapa meringankan sebuah kesusahan (kesedihan) seorang mukmin di dunia, Allah akan meringankan kesusahannya pada hari kiamat. Barang siapa memudahkan urusan seseorang yang dalam keadaan sulit, Allah akan memberinya kemudahan di dunia dan akhirat. Barang siapa menutup aib seseorang, Allah pun akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Allah akan senantiasa menolong hamba-Nya, selama hamba tersebut menolong saudaranya,” (HR Muslim).
Berbuat baik pada kaum dhuafa
Amalan lainnya adalah senantiasa berbuat baik kepada kaum dhuafa dan fakir miskin. Ini telah tertulis dalam surat An-Nur ayat 22, yang berbunyi
وَلَا يَأْتَلِ أُو۟لُوا۟ ٱلْفَضْلِ مِنكُمْ وَٱلسَّعَةِ أَن يُؤْتُوٓا۟ أُو۟لِى ٱلْقُرْبَىٰ وَٱلْمَسَٰكِينَ وَٱلْمُهَٰجِرِينَ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ ۖ وَلْيَعْفُوا۟ وَلْيَصْفَحُوٓا۟ ۗ أَلَا تُحِبُّونَ أَن يَغْفِرَ ٱللَّهُ لَكُمْ ۗ وَٱللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
Wa lā ya`tali ulul-faḍli mingkum was-sa’ati ay yu`tū ulil-qurbā wal-masākīna wal-muhājirīna fī sabīlillāhi walya’fụ walyaṣfaḥụ, alā tuḥibbụna ay yagfirallāhu lakum, wallāhu gafụrur raḥīm
Artinya: “Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat(nya), orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Istiqamah
Istiqamah di jalan Allah SWT dengan mengikuti semua perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Beberapa hal merupakan cara agar manusia senantiasa memiliki iman yang kuat, diantaranya adalah mengamalkan dua kalimat syahadat, salat tepat waktu, membaca dan menghayati bacaan Al-Quran, konsisten menjalankan syariat Allah SWT, serta berdoa agar diberikan keteguhan iman.
Doanya sesuai dengan surat Ali-Imran ayat 8;
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنتَ ٱلْوَهَّابُ
Rabbanā lā tuzig qulụbanā ba’da iż hadaitanā wa hab lanā mil ladungka raḥmah, innaka antal-wahhāb
Artinya: (Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)”.
Selalu bertobat
Manusia tak luput dari dosa, baik yang disengaja maupun tidak sengaja. Namun, perlu diketahui bahwa Allah SWT adalah tuhan yang Maha Pengampun dan Maha Penyayang sehingga sebanyak apapun dosa yang manusia perbuat, Allah akan mengampuninya jika sungguh-sungguh bertobat.
Hadits dari Abu ‘Abdirrahman ‘Abdullah bin Umar bin AlKhattab ra, “Sesungguhnya Allah menerima tobatnya seorang hamba, selama (roh) belum sampai di tenggorokan.”
Berjihad di jalan Allah SWT
Jihad merupakan bersungguh-sungguh yang dapat dilakukan dengan perkataan, tenaga, harta, pikiran, bahkan nyawa. Jihad di jalan Allah SWT akan mendapat balasan surga.
“Hamba-Ku yang surga saja dari hamba-hamba-Ku yang menunaikan jihad pada jalan-Ku, karena mengharap dan mencari keridaan-Ku, Aku jamin untuk mengembalikannya (jika ia akan Ku-kembalikan) apa yang didapatnya berupa pahala atau harta rampasan. Dan jika ja Aku matikan (dalam Perang Sabil), ia akan Kuampuni, Kuberi rahmat, dan akan Kumasukkan ke dalam surga,” (HR riwayat Tirmidzi dan Tabrani, dari Ibnu Umar ra).
Bagi seseorang yang meringankan kesulitan orang lain, maka Allah SWT akan memudahkan semua urusannya. (*)
Redaksi Mitrapost.com