Mitrapost.com – Mahfud Md, Menko Polhukam mengungkapkan bahwa ketata pemerintahan Indonesia banyak korupsinya. Calon wakil presiden (Cawapres) nomor urut 3 tersebut menyebut Indonesia sedang tidak baik-baik saja.
“Saudara, ketata pemerintahan kita sekarang ini, Indonesia sekarang ini tidak sedang baik-baik saja. Sejarah memanggil kita untuk memperbaiki. Kenapa sedang tidak baik-baik? Saudara, di Indonesia ini banyak korupsi di dalam ketata pemerintahan itu digagangi oleh korupsi yang luar biasa,” kata Mahfud saat menjadi pembicara dalam acara Tausiyah Kebangsaan Bersama Menyelamatkan & Memajukan Indonesia, seperi disiarkan YouTube Umulquran Hidayatullah.
Dalam hal ini, Mahfud mengatakan hak rakyat dirampas, seharusnya ada penegakan hukum yang tegas.
“Hak-hak rakyat, terutama di daerah luar itu dirampas dengan sesuka-suka. Penegakkan hukum dan keadilan juga menjadi persoalan. Itu lah sebabnya, meskipun dari waktu ke waktu, umat Islam itu maju, maju dan maju, tapi banyak juga rakyat yang tertinggal,” tuturnya.
Mahfud juga menyinggung gini ratio terkait dengan pemetaan ketimpangan berdasarkan ilmu ekonomi pada era Suharto. Ia mengatakan orang miskin di era itu masih mendapat limpahan rezeki.
“Coba saudara, ini agak ilmiah, di dalam ilmu ekonomi itu ada istilah gini ratio. Gini ratio itu ketimpangan antara yang kaya dengan yang miskin. Pada zaman Pak Harto yang kita jatuhkan itu, gini ratio kita itu 0,200 artinya orang miskin masih dapat limpahan rezeki meskipun nggak banyak karena ketimpangannya 0,200,” tuturnya.
Mahfud pun menyebut ketimpangan kemiskinan ini dikarenakan kekayaan lebih banyak menumpuk di kalangan atas daripada pada orang miskin.
“Tapi begitu Indonesia masuk ke reformasi, gini ratio nya sampai 0,415 di tahun 2014. Menurut teori, negara-negara yang ketimpangan itu artinya apa, kekayaan menumpuk di atas lebih banyak daripada yang terbagi ke orang miskin. Sehingga kalau kita katakan kalau Indonesia pertumbuhannya bagus, kenapa gini rationya lemah, karena kekayaan tidak menumpuk menumpuk di atas, Kekayaan menumpuk di orang-orang tertentu, lahan dikuasai oleh industri industri asing itu maka gini rasio itu menyimpang,” ucapnya.
“Teorinya sebuah gini ratio dari nol sampai 500. 0,00 sampai 0,500 kalau sebuah negara gini ratio nya sudah sampai 0,500 negara itu bubar karena di situ ada ke tidak adilan,” imbuhnya.
Redaksi Mitrapost.com