Mengapa Masyarakat Jawa Percaya Hal Mistis?

“Kasus-kasus itu dianggap sebagai bukti dari kebenaran pola pikir tadi. Selain bukti-bukti itu tadi, kemudian disosialisasikan anggota-anggota beserta bukti-bukti pendukungnya, itu akan tetap dipercaya,” lanjutnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa pola pikir manusia terbagi menjadi 4 untuk menghadapi masalah yakni akal sehat (common sense), magi (upacara atau praktik mempersuasi makhluk gaib), sains (scientific), dan agama (religion).

Kepercayaan kepada mitos dan makhluk gaib ini menjadi bagian dari pola pikir secara magi. Dengan hal-hal magi ini dipercayai sebagai penyelesaian masalah paling cepat.

“Itu cara cepat. Karena logikanya gini, kalau kita pakai agama, kita tidak punya power untuk menyuruh Tuhan. Kalau pake scientific harus kerja keras dan lama. Tapi kalau pakai itu (santet/ilmu-ilmu magis) cepat. Saya bisa punya kuasa untuk sesuatu yang lain dan itu bisa saya manfaatkan,” ujar Heddy.

Baca Juga :   5 Mitos Tentang Hujan di Berbagai Penjuru Dunia

Hal yang sama juga diungkapkan olej Akademisi FIB Universitas Jember, Heru SP Saputra yang menulis bahwa hal-hal mistis merupakan cara alternatif pranata sosial tradisional ketika pranata formal tidak mampu mengakomodasi kepentingan masyarakat.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mitrapost.com  di Google News. silahkan Klik Tautan dan jangan lupa tekan tombol "Mengikuti"

Jangan lupa kunjungi media sosial kami

Video Viral

Kamarkos
Pojoke Pati