Mitrapost.com – Debat antara Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo bergulir sangat menarik ketika Capres nomor urut 1 menanyakan kasus HAM.
Ganjar saat itu mempunyai dua pernyaan terkait dengan kasus ham. Pertanyaan pertama yaitu pembahasan tentang 12 kasus pelanggaran HAM berat seperti Peristiwa 65 hingga penembakan serius.
“Saya ingatkan tahun 2009 DPR sudah mengeluarkan 4 rekomendasi pada saat itu kepada presiden. Satu, membentuk pengadilan HAM ad hoc. Yang kedua, menemukan 13 korban penghilangan paksa. Yang ketiga memberikan kompensasi dan pemulihan, dan yang keempat meratifikasi konvensi antipenghilangan paksa sebagai upaya pencegahan,” kata Ganjar dalam Debat Capres Pertama yang digelar di gedung KPU, Jakarta Pusa.
Lalu, pertanyaan kedua yaitu Apakah Prabowo akan membereskan masalah HAM berat dan membuat pengadilan HAM ad hoc.
“Pertanyaan saya ada dua, kalau Bapak ada di situ apakah akan membuat pengadilan HAM dan membereskan rekomendasi DPR? Pertanyaan kedua, di luar sana banyak menunggu ibu-ibu, apakah Bapak bisa membantu menemukan di mana kuburnya yang hilang agar mereka bisa berziarah?” tanya Ganjar.
Calon presiden kedua itu lalu menjawab dengan mengaku sudah berkali-kali merespon masalah HAM berat. Bahkan Mahfud Md juga sudah menjelaskan.
“Pak Ganjar, justru tadi Anda sebut tahun 2009 kan, jadi sekian tahun yang lalu kan, dan masalah ini ditangani oleh wakil presiden (Mahfud Md) Anda, ya jadi apalagi yang mau ditanyakan kepada saya, saya sudah menjawab berkali-kali, ada rekam digitalnya, saya sudah menjawab berkali-kali,” jawab Prabowo.
Ia berargumen masalah tersebut selalu ditanyakan setiap lima tahun jika pollingnya naik.
“Bapak tahu data nggak? Bapak tanya ke kapolda tahun ini berapa orang hilang di DKI, ada mayat yang diketemukan beberapa hari yang lalu, dan sebagainya, come on Mas Ganjar, ya. Jadi saya tadi katakan saya merasa bahwa saya sangat keras membela hak asasi manusia,” ujarnya.
Redaksi Mitrapost.com