Mitrapost.com – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengungkap bahwa kenaikan investasi pada sektor manufaktur mengalami kenaikan tajam selama periode 2019 hingga 2023.
“Investasi di sektor industri pada tahun 2019 sebesar Rp213,44 triliun, naik menjadi Rp259,28 triliun di tahun 2020, naik lagi sebesar Rp307,58 triliun di tahun 2022, dan melonjak hingga Rp457,60 pada triliun tahun 2022,” kata Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang dalam keterangannya, Rabu (14/2).
Menurutnya, kenaikan investasi pada sektor industri manufaktur mempunyai hubungan dengan kebijakan pemerintah yang mendorong hilirisasi seumber daya alam, terutama sektor pertambangan.
“Artinya, pemerintah sangat konsisten sekali bahwa realisasi investasi tidak hanya didorong oleh sektor jasa, tetapi juga karena prospek membangun industri hilirnya sehingga dapat memperdalam struktur manufaktur kita agar bisa lebih berdaya saing,” jelasnya.
Lebih lanjut, Agus menegaskan bahwa pemerintah berkomitmen mendorong hilirisasi industri sehingga berkontribusi kepada pemasukan negara melalui, royalti, pajak ekspor, pendapatan negara bukan pajak (PNBP), dan dividen.
“Seperti yang Bapak Presiden Jokowi sering kali sampaikan, hilirisasi industri menjadi prioritas nomor satu. Sebagai gambaran, saat masih diekspor dalam bentuk bahan mentah, kontribusi komoditas nikel nilainya sekitar Rp15 triliun dalam setahun. Setelah masuk ke industrialisasi, nilainya melompat tajam menjadi 20,9 miliar Dolar AS atau setara Rp360 triliun,” tegasnya.
Tak hanya itu, Agus mengungkapkan bahwa realisasi investasi sektor industri berdampak pada bertambahnya kebutuhan tenaga kerja.
“Kecuali pada tahun 2020, karena terjadi pandemi COVID-19, jumlah tenaga kerja terdampak mengalami penurunan. Namun, setelah pandemi berakhir, kinerja industri kembali berhasil bangkit dan terus tumbuh setiap tahunnya, sehingga jumlah penyerapan tenaga kerja juga ikut naik,” pungkasnya.
Redaksi Mitrapost.com