Boyolali, Mitrapost.com – Perwakilan peternak susu Boyolali bertemu dengan PT Rajawali Nusindo, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang distribusi.
Adapun pembahasan dalam pertemuan tersebut adalah produk susu segar dari peternak yang sempat tak terserap Industri Pengolahan Susu (IPS) karena pembatasan kuota.
“Kami dari anak perusahaan ID FOOD, terkait isu penyerapan susu segar di Boyolali, BUMN akan mengambil peran di situ. Ya intinya kia akan menjembatani antara peternak dengan IPS, industri produsen susu,” ujar Manajer Operasional PT Rajawali Nusindo, Arifin Effendi, ditemui usai pertemuan dengan perwakilan pengepul dan peternak susu di kantor Disnakan Boyolali, dikutip dari Detik News, pada Rabu (13/11/2024).
Arifin menjelaskan berdasarkan pertemuan ini, pihaknya berkomitmen untuk membantu penyerapan susu segar dari peternak Boyolali.
“Nanti secara teknis peternak, juga kami punya komitmen untuk menjaga dari sisi kualitas dan kapasitas produksi. Tentu kita juga akan melakukan pembinaan terkait kualitas susu. Tapi pembinaan terkait kualitas susu kan itu adanya di regulator dan pengawasan, berarti tentunya peran pemerintah juga cukup penting,” jelasnya.
PT Rajawali Nusindo berkomitmen untuk membantu penyerapan susu dari Boyolali ke perusahaan.
“Pastinya (komitmen membantu penyerapan susu petani lokal), pastinya. Karena sebenarnya kan kebutuhan susu kan meningkat dengan adanya program pemerintah terkait pembagian makan siang bergizi, salah satunya produk susu. Tentu itu memengaruhi market atas kebutuhan susu. Maka kita juga, lho kok ada isu pasar sepi. Ya kita akan menjembatani antara produsen sama market,” imbuh Arifin.
Perwakilan pengepul Sriyono mengungkapkan bahwa BUMN akan membantu pemasaran susu segar karena sebelumnya produk peternak lokal tidak seluruhnya terserap pabrik karena pembatasan kuota.
“Terkait pertemuan dengan BUMN ini tadi, ya intinya kan kita baru penjajakan untuk kerja sama ke depan. Karena BUMN ini bergerak di bidang distribusi makanan, ya nanti kita akan mempelajari lebih lanjut untuk bisa bekerja sama dengan BUMN. Karena arah BUMN akan menyalurkan produk susu kita ke IPS-IPS dan mana nanti hasil produk dari IPS itu akan dipasarkan oleh BUMN ini,” kata Sriyono.
“Jadi kerja sama B to B. Artinya pasar mereka yang menjamin, pasar produk jadinya dari IPS, tapi mereka juga istilahnya menjembatani dari koperasi-koperasi untuk memasarkan ke IPS. Masih ada tindak lanjut, masih panjang,” sambung dia. (*)
Redaksi Mitrapost.com