Siswa SD Tewas Karena Pendarahan Otak Usai Dibully, Keluarga Korban Minta Keadilan

Mitrapost.comSiswa kelas 3 SD di Blanakan, Subang, Jawa Barat berinisial ARO (9), tewas karena mengalami pendarahan otak usai menjadi korban bullying kakak kelasnya.

Korban meninggal dunia pada hari Senin (25/11/2024) sekitar pukul 16.10 WIB usai menjalani perawatan di ICU Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Subang selama tiga hari.

“Pendarahan yang mengakibatkan tekanan kepada otak,” ujar Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Subang AKP Gilang Indra Friyana Rahmat.

Pihaknya menyebutkan jika saat ini polisi tengah melakukan pendalaman. Pemeriksaan telah dilakukan terhadap empat orang saksi. Dan belum ada tersangka dalam kasus ini.

“Kita masih melakukan pendalaman, jadi kita masih periksa semua saksi-saksi. Untuk tahap selanjutnya kami infokan lagi,” jelasnya.

Kapolres Subang AKBP Ariek Indra Sentanu mengaku akan menerapkan sistem peradilan anak sesuai UU Nomor 11 Tahun 2012 dan PP Nomor 65 Tahun 2015, mengingat terduga pelaku berusia di bawah 12 tahun.

Bapas, pekerja sosial, tokoh masyarakat, dan keluarga juga akan dilibatkan dalam menangani kasus ini.

“Yang jelas kami tidak diam. Kami mengecam segala bentuk kekerasan, terutama kepada anak,” jelasnya.

Korban diketahui mengalami perundungan oleh tiga kakak kelasnya. Sementara itu, pihak keluarga korban berharap pelaku perundungan anaknya dihukum seberat mungkin.

“Harapannya supaya pelaku ketangkep, dihukum seberat-beratnya, seadil-adilnya,” ungkap Dasam (45), paman ARO dilansir dari Kompas.

Ia menyebut ARO merupakan sosok anak pendiam dan sudah lama tinggal dengannya sejak orang tuanya berpisah.

Dasam mengaku baru mengetahui jika keponakannya menjadi korban perundungan selama dua tahun terakhir dari teman-teman korban.

“Di-bully selama dua tahun lamanya, itu saya dapat kabar dari teman-temannya. (Diduga pelaku bully) orang yang sama,” tambah Dasam.

Ia pun berharap hukuman yang diberikan kepada pelaku dapat memberikan efek jera. Agar kejadian serupa tak terulang, ia meminta pemerintah agar menggencarkan sosialisasi anti bullying.

Sedangkan, jasad korban dimakamkan di TPU Buyut Lawi, Desa Jayakmuti, Kecamatan Blanakan, Subang, sekitar pukul 10.20 WIB. Isak tangis keluarga pun mengiringi proses tersebut, terutama ibu korban. (*)