Pati, Mitrapost.com – Pemerintah Kabupaten Pati melalui Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) menyebutkan penyandang disabilitas lebih memilih berwirausaha dibandingkan kerja di pabrik.
Berdasarkan data dari Disnaker Kabupaten Pati periode Januari sampai Desember 2024 hanya ada 3 difabel yang bekerja di pabrik, Selain itu lebih memilih berwirausaha.
“Untuk data yang ada cuma 3 yang ada di Nicorama di Jalan Pati-Juwana,” ujar Kepala Disnaker Kabupaten Pati Bambang Agus Yunianto.
Disnaker juga beberapa kali membuka kelas pelatihan kerja untuk difabel, yang ingin berwirausaha diantaranya membatik, laundry dan jasa catering.
“Difabelnya itu kepingin berwirausaha sendiri, kemarin sudah difasilitasi di bina atau dilatih dari BLK ada yang belajar membatik ada yang laundry terus ada yang catering an, itu sudah difasilitasi dari Dinas,” jelasnya.
Kelas pelatihan difabel di BLK setiap tahun selalu bertambah. Turut diketahui kelas tersebut dibuka pertama kali di tahun 2022 dengan kuota 16 orang.
Semenjak pembukaan, lanjut dia, di tahun 2023 dan 2024 jumlah difabel yang ingin belajar berwirausaha semakin meningkat. Untuk saat ini, dia menyebutkan difabel yang sudah berwirausaha kurang lebih 80 persen.
“Ada, di tahun pertama 2022 cuma 16, kemarin di 2023 ada dua kali pelatihan 32, terus yang 2024 kemarin 3 kali pelatihan berarti 16 kali 3,” bebernya.
Hal senada juga dikatakan Eko Suwarno Kepala Bidang Perlindungan Jaminan dan Pemberdayaan Sosial (Linjamsos) Dinsosp3akb Pati, dia menuturkan banyak difabel Pati yang sudah memiliki usaha. Namun kendala yang dihadapi saat ini yaitu penjualan.
“Sudah banyak teman kami yang punya produk dan sebenarnya layak dijual, layak untuk dikonsumsi tapi karena keterbatasan mereka itu yang menjadi permasalahan selanjutnya,” papar Eko. (*)
Redaksi Mitrapost.com