Mitrapost.com – Dalam perjalanan panjang menuju kemerdekaan Indonesia, peran perempuan tidak bisa diremehkan. Dua tokoh perempuan pejuang yang mencuri perhatian sejarah di antaranya Laksamana Malahayati dan Cut Nyak Dien.
Kisah keberanian mereka bukan hanya tentang perlawanan bersenjata, tetapi juga lambang kekuatan moral dan kepemimpinan luar biasa.
Bersumber dari modul Sejarah Nasional terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Laksamana Malahayati atau yang dikenal dengan Malahayati Inong Balee menjadi perempuan pertama di dunia yang memegang jabatan laksamana.
Ia memimpin pasukan Inong Balee di Aceh pada abad ke-16, pasukan yang sebagian besar anggotanya adalah janda prajurit Aceh yang gugur dalam peperangan.
Malahayati tidak sekadar menjadi simbol keberanian perempuan, tetapi juga menunjukkan ketangguhan strategis melalui kepemimpinan di medan perang laut.
Ia berhasil menundukkan armada Belanda dan Portugis yang mencoba memasuki perairan Kesultanan Aceh sekaligus memperlihatkan kemampuan diplomasi yang kuat dalam menghadapi penjajah.
Sedangkan Cut Nyak Dien yang kisahnya bersumber dari arsip Direktorat Sejarah Kemendikbud tampil sebagai simbol perjuangan rakyat Aceh di akhir abad ke-19.
Setelah suaminya, Teuku Umar, gugur dalam perlawanan terhadap Belanda, Cut Nyak Dien tidak bergeming. Ia melanjutkan perlawanan dengan strategi gerilya di pedalaman, meskipun usianya semakin lanjut dan kondisi fisiknya melemah.
Keberanian dan ketabahannya memberi inspirasi luas, bukan hanya untuk masyarakat Aceh, tetapi untuk seluruh rakyat Indonesia. Ia dipenjara hingga wafatnya, namun dedikasinya terhadap kemerdekaan tidak pernah pudar.
Selain dua tokoh tersebut, terdapat banyak perempuan lain yang turut menyemai benih perjuangan di antaranya Kartini yang memperjuangkan pendidikan perempuan, Dewi Sartika yang mendirikan sekolah bagi gadis Sunda, dan Martha Christina Tiahahu yang menjadi pejuang cilik melawan Belanda.
Meski tidak semuanya memiliki gelar militer seperti laksamana, kontribusi mereka berbasis sosial dan pendidikan turut membentuk fondasi bangsa yang mandiri.
Nilai-nilai yang diperlihatkan oleh Malahayati dan Cut Nyak Dien seperti kepemimpinan, keberanian, dan pengorbanan menjadi teladan abadi.
Sikap mereka memperlihatkan bahwa perjuangan kemerdekaan adalah upaya bersama yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat dan tidak mengenal batas jenis kelamin.
Sementara Laksamana Malahayati menunjukkan bahwa perempuan memiliki kemampuan memimpin di medan tempur, Cut Nyak Dien memperlihatkan bahwa kepahlawanan juga bisa berlangsung dari pinggiran, dengan semangat dan strategi yang cermat. (*)

Redaksi Mitrapost.com