Mitrapost.com – CEO OpenAI Sam Altman membenarkan opini publik yang menyebut teknologi Artificial Intelligence (AI) akan berdampak pada dunia kerja karena berpotensi menggantikan pekerjaan tenaga manusia.
Namun, secara lebih spesifik Sam justru menyoroti hal tersebut dalam kacamata dampak yang akan dirasakan trehadap orang tua yang segera memasuki fase pensiunan.
Dilansir dari CNBC Indonesia, dalam podcast ‘Huge Conversations’ bersama Cleo Abram, Sam mengkhawatirkan dampak AI kepada kelompok orang tua berusia pensiun atau sekitar 62 tahun yang tak mau beradaptasi dengan teknologi baru.
Untuk generasi orang tua utamanya yang berusia di atas 62 tahun dianggap sangat sulit meningkatkan kompetensi dan belajar menggunakan AI.
American Association of Retired Persons (AARP) dalam surverinya pada tahun lalu menunjukkan data mayoritas masyarakat Amerika Serikat (AS) yang berusia 50 tahun ke atas sejumlah 85% mengaku pernah mendengar soal AI, tetapi kurang dari 33% yang antusias menyambut teknologi itu.
Artinya, perbandingannya hanya 2 dari 5 pekerja generasi tua yang mengklaim memiliki pengetahuan terhadap teknologi AI.
Survei lain menemukan sebanyak 61% pekerja generasi tua menilai AI sebagai ancaman yang berpotensi menggantikan pekerjaan mereka.
Padahal, menurut Sam banyak peluang yang disediakan AI dari akses terhadap tool-tool canggih yang bisa menyelesaikan satu pekerjaan yang dulu memerlukan ratusan orang.
Sam mengatakan bahwa AI memungkinkan satu orang menciptakan perusahaan yang bisa berstatus unicorn, atau mencapai valuasi miliaran dolar AS untuk pertama kalinya.
Sementara CEO Nvidia, Jensen Huang baru-baru ini mengakui AI sebagai pintu bagi pengguna dari segala usia dengan menyamakan kedudukan teknologi, memungkinkan siapapun membuat kode dengan perintah bahasa alami yang dimasukkan melalui editor kode AI.
Hal ini memungkinkan pengguna menciptakan produk dan layanan baru yang pada gilirannya menciptakan lebih banyak peluang menghasilkan pendapatan. (*)

Redaksi Mitrapost.com