Mitrapost.com – Satu batch merek Indomie varian Soto Banjar Limau Kuit dilaporkan mengandung residu pestisida sebanyak 0,187 mg/kg etilen oksida yang teridentifikasi melampaui batas standar aman menurut Otoritas Taiwan.
Laporan ini diumumkan langsung dalam situs resmi otoritas keamanan pangan Taiwan.
Melansir dari Detik Health, Indomie varian tersebut sementara ditarik dari pasaran dan pihak Centre for Food Safety (CFS) Taiwan mengimbau masyarakat untuk berhenti mengonsumsinya.
Menanggapi hal tersebut, Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) mengaku sedang mendalami kemungkinan cemaran etilen oksida pada Indomie varian Soto Banjar Limau Kuit yang diimpor ke Taiwan.
Sebelumnya, kejadian serupa juga pernah dialami pada 2023, di Malaysia yang sempat menarik dua produk mi instan, yaitu Indomie varian Ayam Spesial dan Ah Lai Curry Noodles dari lokal Malaysia.
Sejalan dengan laporan Taiwan, kejadian Malaysia juga pada Indomie varian Ayam Spesial diumumkan mengandung sebanyak 0,065 mg/kg etilen oksida.
Namun dugaan tersebut tersanggah dari adanya hasil serangkaian pengujian yang menyebut keduanya dibuat berdasar pada standar yang berlaku. BPOM RI menyebut bahwa produk tersebut aman dikonsumsi karena masih berada di bawah ambang batas maksimal 85 ppm.
Hal ini mengacu pada regulasi Kepala BPOM Nomor 229 Tahun 2022 berisi Pedoman Mitigasi Risiko Kesehatan Senyawa Etilen Oksida.
Sementara pihak CFS sedang menyelidiki apakah produk ini telah diimpor ke Hong Kong, mengingat pembelian produk melalui daring atau perjalanan internasional tidak dapat dikecualikan. (*)

Redaksi Mitrapost.com

 
																						







