Mitrapost.com – Fenomena generasi sandwich menjadi topik yang semakin sering dibahas di kalangan muda Indonesia. Istilah ini merujuk pada generasi yang menanggung beban finansial untuk dua sisi sekaligus, yaitu pada orang tua dan anak (atau keluarga yang menjadi tanggungan).
Kondisi ini menciptakan tekanan ekonomi dan emosional, terutama di tengah biaya hidup yang terus meningkat.
Menurut survei dari Populix (2024), lebih dari 65% responden berusia 25–40 tahun mengaku masih menanggung sebagian kebutuhan orang tua, sementara 48% di antaranya juga memiliki tanggungan anak atau adik.
Ini menunjukkan bahwa banyak individu berada dalam posisi terjepit antara dua generasi yang sama-sama membutuhkan dukungan finansial.
Masalah utama yang dihadapi generasi sandwich biasanya muncul karena tidak adanya perencanaan keuangan jangka panjang, baik dari mereka sendiri maupun dari keluarga sebelumnya.
Akibatnya, saat dewasa dan mulai bekerja, penghasilan yang diperoleh tidak hanya dialokasikan untuk kebutuhan pribadi, tetapi juga untuk keluarga besar.
Namun, menjadi generasi sandwich bukan berarti tidak bisa hidup sejahtera. Ada beberapa cara bijak yang bisa diterapkan agar keuangan tetap sehat.
Pertama, penting untuk membuat financial mapping yang jelas dengan mengelompokkan kebutuhan rutin, tabungan, investasi, dan dana darurat. Idealnya, minimal 10–20% penghasilan disisihkan untuk tabungan atau investasi jangka panjang.
Kedua, belajar mengatakan “tidak” dengan cara yang sopan juga menjadi keterampilan penting. Tidak semua permintaan finansial dari keluarga harus langsung dipenuhi, terutama jika mengganggu stabilitas ekonomi sendiri.
Prioritaskan kebutuhan yang benar-benar mendesak, seperti kesehatan atau pendidikan.
Ketiga, mulai membangun sumber pendapatan tambahan. Banyak generasi muda kini memanfaatkan pekerjaan freelance, bisnis kecil, atau investasi mikro untuk menambah penghasilan. Dengan diversifikasi pendapatan, tekanan finansial bisa berkurang secara bertahap.
Keempat, penting juga mengedukasi keluarga soal literasi keuangan. Mengajak orang tua memahami konsep dana pensiun atau menabung secara rutin dapat membantu mengurangi ketergantungan finansial di masa depan.
Dengan pengelolaan finansial yang cerdas, disiplin, dan komunikasi terbuka dengan keluarga, posisi terjepit bagi generasi sandwich ini justru bisa berubah menjadi kesempatan membangun fondasi ekonomi yang lebih kuat bagi generasi berikutnya. (*)

Redaksi Mitrapost.com



