Mitrapost.com – Otoritas Israel saat ini tengah melakukan penggalian bawah tanah di sekitar Masjid Al-Aqsa, Yerusalem, yang menimbulkan kekhawatiran akan runtuhnya sebagian bangunan. Hal ini membuat pemerintah Yerusalem mengingatkan terkait bahaya lebih lanjut.
Melansir dari CNN Indonesia, Penasihat Kegubernuran Yerusalem, Marouf Al-Rifai memberi peringatan kepada Israel untuk tidak melanjutkan penggalian tersebut, utamanya terhadap terowongan yang dapat menghubungkan beberapa situs bersejarah.
“Ini merupakan bagian dari rencana untuk merusak landmark bersejarah Islam, ini melanggar hukum Islam,” kata Al-Rifai kepada WAFA News Agency, dikutip dari CNN Indonesia.
Hal ini dikarenakan salah satunya, ialah terowongan tersebut sebelumnya dapat menghubungkan Kota Daud dengan melewati lorong-lorong yang telah dibangun dari dinding batu. Dulunya, terowongan ini sebagian besar menjadi jalur air bersejarah yang dikeringkan.
“Salah satu terowongan ini, yang dikenal sebagai ‘Pasar Jabbana’, diubah menjadi jalur wisata Yahudi, yang mengancam infrastruktur di bawah Masjid Al-Aqsa,” jelasnya.
Pihaknya juga mengingatkan jika penggalian tersebut dapat menghancurkan beberapa landmark Palestina, seperti rumah-rumah bersejarah hingga sekolah kuno. Selain itu, penggalian juga dapat mengancam stabilitas fondasinya.
Ia bahkan secara terang-terangan menyebut jika penggalian tersebut tidak memiliki metodologi ilmiah dan hanya merupakan bagian dari pelanggaran status quo. Ini berarti jika penggalian tersebut murni bermotif politik.
Israel memaksakan kendalinya atas tempat-tempat suci di Yerusalem, termasuk terowongan tersebut. (*)

Redaksi Mitrapost.com






