Perjalanan Hidup Pelukis Asal Sluke yang Eksis Hingga Saat Ini

Kemudian pada tahun 2004, Abdul Chamim membuat beberapa lukisan yang menyindir pergolakan sosial-politik pada saat itu.  “Pada waktu itu ada 10 lukisan. Mulai bertema haus, lapar dan lain sebagainya. Pada saat itu tahunnya pemerintahan SBY,” ungkapnya.

Salah satu visualisasi dari kritik, Ia tuangkan dalam bentuk ikan tanpa daging. Kehadiran objek ikan tanpa daging dalam lukisan Abdul Chamim dibangun atas asas falsafah orang Jawa.

“Iwak dalam falsafah orang jawa artinya “isine awak”. Jadi kenapa tanpa daging, karena betuk itu sebagai representasi dari struktur tubuh yang tidak utuh. Kan mengerikan. ” ungkapnya lagi.

Bentuk ikan tanpa daging ini sebagai perwakilan tubuh pemerintah yang cacat waktu itu. Selain itu pemilihan ikan sebagai simbol mampu secara universal berbicara dari pada gambar tikus.

Baca Juga :   Mengawali Kampanye, Harno-Bayu Mohon Restu Segenap Kerabat

“Kalau saya pilih tikus itu terlalu satire atau kasar. Orang bisa langsung menuduh itu politikus. Sedangkan ikan bisa berbicara secara luas, dia dapat mewakili individu maupun instansi. Selain lebih sublim, juga mampu menunjukkan kebaharuan dalam pemilihan symbol,” pungkasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mitrapost.com  di Google News. silahkan Klik Tautan bit.ly/googlenewsmitrapost dan jangan lupa tekan tombol "Mengikuti"

Jangan lupa kunjungi media sosial kami

Video Viral

Kamarkos
Pojoke Pati