Jakarta, Mitrapost.com – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI memprediksi akan ada 4 modus kampanye hitam dalam pilkada serentak tahun ini.
Koordinator Divisi Penindakan Bawaslu Ratna Dewi Pettalolo mengungkapkan, yang pertama adalah pidato politik yang cenderung mengarah kepada politik identitas yang bermuara kepada politisasi SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan).
Modus kedua, yakni ceramah-ceramah provokatif di tempat ibadah atau acara keagamaan. Baginya butuh pendekatan secara struktural kepada tokoh-tokoh agama yang akan memengaruhi Pilkada 2020.Untuk mencegah hal tersebut, Bawaslu telah membentuk kelompok lintas agama secara konkrit membuat buku Pilkada Tanpa Politik Uang dan Politisasi SARA yang berisi sosialisasi untuk digunakan oleh tokoh-tokoh agama ketika melakukan ceramah di rumah ibadah.
Baca juga : Sempat Tertunda, KPU Jateng Lanjutkan Tahapan Pilkada Serentak 2020
Modus ketiga, terdapat spanduk yang mengandung pesan verbal berkonten SARA dan keempat penyebaran ujaran kebencian oleh akun-akun anonim di media sosial. Dia memprediksi Pilkada 2020, terlebih dengan situasi Covid-19, kampanye menggunakan medsos lebih ramai dan lebih banyak digunakan dan itu berpotensi semakin tingginya kampanye dengan ujaran kebencian.