Baca juga : Harga Garam Turun di Masa Pandemi Covid-19
“Keran impor masih dibuka, sedangkan produksi garam lokal tidak bisa diserap industri karena secara kualitas jauh. Kalau kita mau menutup keran impor harus ada edukasi kepada petani agar kualitas garamnya bisa K1 agar bisa memenuhi spek garam industri,” terang Narso kepada Mitrapost.com, Selasa (18/8/2020).
Narso juga beranggapan, secara nasional produksi garam Pati harus ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan garam nasional. Secara spesifik Narso mengusulkan agar dalam pengolahan, petani garam di edukasi menggunakan teknologi tunel daripada mengandalkan cuaca.
“Harus ada upaya untuk meningkatkan kualitas produksi garam secara masif sehingga kebutuhan secara nasional bisa terpenuhi. Negara kita mempunyai bibir pantai yang terpanjang di dunia. Kenapa garam harus impor, sekarang ada konsep produksi dengan tunel itu tidak tergantung cuaca,” pungkasnya. (Adv/MA/DF/SHT)
Baca juga :
- Resahkan Warga Juwana Karena Impor Garam, Dewan Minta CV ASL Buka-Bukaan
- Meski Tercatat Sebagai Produsen Garam Tertinggi, Produksi Garam di Pati Turun Signifikan
- Penyebab Harga Garam Pati Turun Hingga Rp 300 per Kilo
Jangan lupa kunjungi media sosial kami, di facebook, instagram, dan twitter