Permintaan Garam Kualitas Industri Jadi Tantangan Petani Garam di Rembang

“Harga garam dalam 2017-2018 sempat bagus. Berjalan ke sini harga kembali turun pada angka 300-500 rupiah perkilo.”

Baca juga: Dinas Kelautan: Kabupaten Pati Tidak Membutuhkan Garam Industri

Penurunan ini menurut Cholid ada beberapa faktor, yakni industri lebih memilih menggunakan garam impor dari pada garam yang dihasilkan petani.

“Ada kemungkinan secara peta bisnis masih seneng impor dari Australia.  Garamnya lebih putih, dan harga lebih murah.”

Dalam menanggulangi hal tersebut pemerintah Rembang bukan tanpa usaha. Pada tahun 2015, Cholid mengakui telah ada program pengembangan rakyat guna meningkatkan kualitas dan kuantitas pada garam yang dihasilkan oleh masyarakat petani.

“Kalau dari awal ada penggunaan geomembran. Supaya garam lebih putih dan kandungan cairannya lebih dari 90 persen.  Agar produksi meningkat dan kualitas juga meningkat.”

Baca Juga :   Produktivitas Petani Garam Menurun, Dewan: Perlu Manfaatkan Waktu

Baca juga: Meski Tercatat Sebagai Produsen Garam Tertinggi, Produksi Garam di Pati Turun Signifikan

Namun hal itu berhenti, sebab masyarakat belum bisa menerima dengan baik program tersebut. Selain itu ia berharap industri juga mampu bekerjasama dengan baik dengan Dinas Perikanan Dan Kelautan untuk meningkatkan petani garam.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mitrapost.com  di Google News. silahkan Klik Tautan dan jangan lupa tekan tombol "Mengikuti"

Jangan lupa kunjungi media sosial kami

Video Viral

Kamarkos
Pojoke Pati