Rembang, Mitrapost.com – Limbah potongan kayu yang tampak sudah tak lagi berguna, mampu disulap oleh lelaki asal Desa Polbayem menjadi barang dengan nilai ekonomi.
Ialah Sudirman, yang memanfaatkan limbah kayu milik tetangganya dan diolah menjadi barang baru berupa panel dinding.
Buah tangannya ini ia mulai dari ikut-ikutan tetangganya. Sejak pandemi datang, kebanyakan warga Desa Polbayem harus memutar otak untuk tetap mengahasilkan uang. Banyak diantara mereka yang mencari penghasilan lewat memproduksi panel dinding dari kayu.
“Di Desa sini ada yang membuat dan saya ikut-ikutan. Daripada menganggur, ya saya membuat panel ini. Memang kegiatan ini masih menjadi pekerjaan sambilan. Aslinya saya bekerja di bengkel, punya bengkel motor kecil-kecilan. Karena pandemi, bengkel lagi sepi saya membuat panel kayu ini,” jelas Sudirman.
Baca juga: Warga Sragen Kampanye Prokes Lewat Kerajinan Tangan
Sudirman mendapat limbah kayu ini dari tetangganya. Limbah kayu yang dibuat untuk panel dinding biasanya merupakan bekas dari potongan kursi, rumah, lemari dan lainnya.
Panel kayu hasil kerajinan tangannya dibandrol tujuh ribu per buah. “Per biji 7.600. Saya per hari menarget minimal dapat sepuluh biar bisa di pakai harian. Mulai kerja dari pagi sampai sore. Membuat ini yang lama itu memotong kayunya. Untuk membuat ukuran kecil-kecil itu kan agak sulit dan memang harus sabar. Tapi kalau sudah dipotong pembuatanya agak cepat,” imbuhnya.
Baca juga: Kisah Jumadi, Sulap Limbah Kayu Jadi Miniatur Truk
Jenis kayu yang dipakai Sudirman cukup bervariasi. Hal ini dikarenakan ia menggunakan kayu bekas yang diperoleh dari tetangganya. Jenis kayu yang sering diolah oleh Sudirman antara lain kayu jati, nangka, mahoni, kayu kalimantan, tergantung stok limbah kayu yang tersedia.
“Kayunya sembarang, namun yang lebih bagus ya jati. Ada jati, Nangka, kayu kalimantan,” imbuhnya.
Sudirman menjelaskan hasil produksi panelnya di pasarkan ke luar negeri atau diekspor oleh tetangganya yang sudah mempunyai perusahaan mebel skala besar. Namun karena pandemi juga, sejumlah ekspor harus terhenti.
“Dampak pandemi membuat beberapa mebel Pak Arifin disetop ekspornya, dan dapat pasar untuk membuat panel kayu seperti ini. Jadi hasil produksi ini sebenarnya pangsa pasarnya adalah ekspor,” pungkasnya. (*)
Baca juga: Lestarikan Budaya, UMKM ini Usung Batik sebagai Bahan Produksi
Jangan lupa kunjungi media sosial kami, di facebook, twitter dan instagram
Redaktur: Ulfa PS