Menurut sekda, tingginya prevalensi stunting dalam jangka panjang akan berdampak pada kerugian ekonomi. Hal ini karena sumberdaya manusia yang mengalami stunting memiliki kualitas lebih rendah, dibandingkan dengan sumberdaya manusia normal.
“Jumlah balita stunting di Kabupaten Kendal mencapai 4.347 orang, dengan sebaran terdapat di 34 desa dan kelurahan. Karenanya, diperlukan upaya bersama, saling bersinergi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat, supaya angka stunting di Kabupaten Kendal dapat diturunkan,” jelas sekda saat membuka acara focus group discussion (FGD) percepatan penurunan stunting di Kabupaten Kendal di Tirto Arum Baru Kendal, Senin (26/4/2021).
Baca juga: Kasus Gizi Buruk di Pati Mengalami Peningkatan, Ekonomi Keluarga Bukan Faktor Utama
Moh Toha berharap, melalui FGD ini dapat memberikan langkah awal persiapan bagi Kabupaten Kendal yang direncanakan menjadi lokus permodelan, agar Kendal bebas dari stunting.
“Saya berharap diskusi hari ini membahas bagaimana menyamakan persepsi terkait stunting, seperti apa dan bagaimana mengatasinya,” harapnya. (*)