Meski musim kemarau tahun ini diprediksi tak seekstrim tahun kemarin, Tarjono berharap minat berasuransi para petani di musim tanam ketiga besok masih tinggi.
“Di MT-3 tantangannya air agak sulit, lebih kita suruh untuk alihkan ke palawija. Kalau yang memungkinkan tanam padi ya daerah-daerah yang airnya lancar. Tapi kayaknya lebih aman tahun ini kemaraunya agak basah jadi ga seekstrim yang kemarin,” ujarnya.
Kabupaten Pati tahun ini mendapat kuota AUTP dari APBN sebesar 2.650 hektare. Diselenggarakannya program AUTP bertujuan memberikan perlindungan kepada petani jika terjadi gagal panen akibat risiko banjir, kekeringan, dan serangan hama tumbuhan.
Klaim AUTP akan menjamin para petani mendapatkan premi sebesar Rp6 juta per hektare sebagai ganti rugi lahan padi yang gagal panen atau puso akibat faktor-faktor tertentu.(Adv)
Baca juga:
- Petani Porang Pati Butuh Dukungan Modal
- Kurangi Ketergantungan Pupuk Subsidi, BPP Ajak Petani Olah Pupuk Organik
- Lebih Menguntungkan, Petani Gunungwungkal Gunakan Sistem Tumpang Sari
Jangan lupa kunjungi media sosial kami, di facebook, twitter dan instagram