Baca Juga: Kebutuhan Kopi di Rembang Capai 25 Ton per Bulan
Abdul Hafidz juga meminta Dinas Kesehatan bisa meningkatkan fasilitas dalam penanganan stunting, baik anggaran maupun yang lain. Sehingga awal dari keberadaan bayi ini kondisinya normal.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Provinsi Jawa Tengah, Wahyu Setyaningsih sebagai nara sumber mengharapkan butuh peran serta dukungan lintas sektor untuk mengatasi stunting.
“Seperti yang saya temukan kemarin, remaja putri di Rembang itu tidak suka disuruh makan ikan. Kalau bentuknya ikan itu, tidak suka. Sehingga OPD terkait, seperti Dinpermades atau tim penggerak PKK membuat makanan olahan-olahan ikan. Supaya protein remaja putri kita cukup baik. Sehingga menurun angka anemia remaja putri dan anemia ibu hamil, bayi BBLR dan bayi stunting,” terangnya
Wahyu menyebutkan balita stunting di Jawa Tengah di bawah, saat ini 20 persen. Harapannya di tahun 2023 kasus stunting bisa ditekan di bawah 14 persen. (*)