Rembang, Mitrapost.com – Pasujudan Sunan Bonang merupakan salah satu destinasi wisata religi yang terletak di Desa Bonang, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang. Tepatnya di atas bukit, tepat di pinggir jalur Pantura masuk Desa Bonang Kecamatan Lasem.
Lokasi pasujudan berada di satu area dengan makam putri Campa yang konon merupakan murid Sunan Bonang dari negeri Campa.
Dinamakan Pasujudan Sunan Bonang karena di sana terdapat peninggalan Sunan Bonang berupa batu bekas sujud beliau.
Baca Juga: Bidan Terpapar Covid-19, Puskesmas Rembang 2 Tutup Layanan Persalinan
Kondisi batu petilasan tersebut hingga saat ini terlihat masih terawat dengan baik. Hal tersebut seperti pantauan langsung tim Mitrapost.com, Senin (28/6/2026). Masih terawatnya batu bersejarah itu tentu tidak lepas dari peran Abdul Wakhid selaku juru kunci.
Ia menjelaskan, pihaknya masih rutin melakukan perawatan yang seringkali diselingi dengan beberapa ritual. Baginya, batu tersebut adalah warisan sejarah Lasem yang harus dijaga.
Wakhid membeberkan, sejarah asal-usul petilasan tersebut bermula saat Sunan Bonang, alias Raden Makdum Ibrahim pernah diminta ayahnya, yakni Sunan Ampel alias Raden Rahmat untuk ber-Riyadhoh. Sunan Bonang kemudian bersujud di atas sebuah batu di tepi laut Bonang.
Baca Juga: Pemkab Rembang Tambah Kapasitas Tempat Tidur Rumah Sakit
“Saking lamanya sujud, makanya ada cap dahi dan cap kaki sebelah kiri. Dari situ terus dinamai Pasujudan Sunan Bonang. Artinya, bekas tempat sujudnya Sunan Bonang, ngoten, Mas,” jelas Wakhid.
Batu petilasan sendiri diletakkan di dalam sebuah bangunan kecil berkapasitas 5-7 orang, dengan pintu hanya setinggi sekitar 50 cm.
Untuk itu, bagi para peziarah yang hendak masuk ke dalam, harus menunduk dan merangkak. Tidak hanya batu pasujudan, peninggalan Sunan Bonang sebenarnya masih banyak. Dan seturut pengakuan Wakhid, kesemuanya tidak luput dari perawatan sebagai bentuk tanggung jawabnya sebagai warga Bonang sekaligus sebagai juru kunci.
“Peninggalan beliau (Sunan Bonang) ndak cuma batu itu thok, ada banyak. Misalnya, sumur, makam, terus masjid Makdum Ibrahim yang dulunya jadi tempat dakwah beliau di bumi Bonang ini,” terangnya.