Berawal dari Rp500 Ribu, Omzet Pengusaha Es Krim Ini Mengalahkan Gaji PNS 

Pati, Mitrapost.com – Perempuan bernama Ika Amilia Susanti, warga Desa Blaru Kecamatan Pati merupakan salah satu wirausaha mikro dari Pati yang patut dicontoh. Ia berhasil merintis es krim profesional berskala rumahan dengan omzet jutaan per bulan.

Tepatnya pada tahun 2017, bisnis yang dinamainya Lovbim Ice Cream ini berdiri. Modal pertama yang ia keluarkan adalah Rp500 ribu. maklum saat itu ia baru saja keluar kerja dan belum terpikir akan membuat usaha berskala besar.

“Kalau pertama merilis tahun 2017 pertengahan. Awalnya saya bekerja di bagian gizi sebagai penyaji gizi di RS KSH. Terus keluar tidak ada pekerjaan, disuruh bikin ibu apa. Pertama bikin es krim kecil pakai mixer. Tak kasih keponakan suka. Lama kelamaan ada yang beli,” cerita Ika kepada Mitrapost.com saat ditemui di rumah produksinya.

Seiring berjalannya waktu, produksi es krimnya semakin meningkat. Dari puluhan, kini ia mampu menjual ratusan hingga ribuan buah es krim per hari. Dari penjualan tersebut dalam kondisi normal, Ika mengaku bisa mendapatkan keuntungan bersih antara Rp500 ribu hingga Rp2 juta perhari.

Jenis es krim dan varian rasa yang dijual, mulai dari harga Rp2.000 hingga yang termahal Rp185.000.

Produk Lovbim Ice Cream telah dipasarkan hampir di seluruh pelosok Pati bahkan menjangkau Kabupaten Kudus dan Rembang mulai dari kedai hingga kafe. Untuk mengenalkan produknya setiap pagi dan sore ia juga biasa membuka stand di area Stadion Joyo Kusumo.

Menariknya, meski sudah berjalan empat tahunan dengan omzet yang lumayan besar, proses produksi es krim masih dikerjakan sendiri oleh Ika. namun untuk pemasaran ia mengandalkan 5 orang agen. Untuk mempertahankan para pelanggan Ika mengaku selalu menggunakan bahan baku es krim yang bermutu.

“Kemarin kan sempat viral ada eskrim harga Rp8-10 ribu per tepak isi 500 ml. Padahal saya masih diangka Rp20 ribu per tepak. Ada yang menjatuhkan harga, saya santai. Karena saya pakai susu UHT dan serbuk es krim premium. Kita untung sedikit yang penting kualitas terjaga. Terbukti saat dicoba rasa es krim yang banting harga jauh dan tidak bertahan usahanya,” cerita Ika.

Saat pandemi Covid-19, Ika tak memungkiri omzetnya menurun. Pasalnya kegiatan PPKM membuat ia tak bisa mengirimkan produknya ke luar kota. Belum lagi pemerintah melarang hajatan dan membatasi sekolah serta stadion Joyo Kusumo.

Mamun ia mengaku masih bisa bertahan dengan adanya  media sosial. Bahkan ia masih sempat merekrut reseller untuk menambah penghasilan warga sekelilingnya.

Kepada calon pengusaha baru, Ika menyarankan agar tetap percaya diri dan tidak gengsi memasarkan dagangan.

“Pengusaha itu harus kuat mental. Kalau sudah ada reseller jangan terlalu mengandalkan reseller atau agen. Leha-leha di rumah jangan. Harus terjun langsung, harus ngalahi, jemput bola,” saran Ika. (*)

 

Jangan lupa kunjungi media sosial kami, di facebook, twitter dan instagram

Redaktur: Atik Zuliati

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mitrapost.com  di Google News. silahkan Klik Tautan dan jangan lupa tekan tombol "Mengikuti"

Jangan lupa kunjungi media sosial kami

Video Viral

Kamarkos
Pojoke Pati