Semarang, Mitrapost.com – Terlibat aktif dalam pembuatan vaksin, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berikan apresiasi kepada dua anak bangsa.
Kedua anak bangsa yang terlibat aktif dalam pembuatan vaksin Astrazeneca tersebut adalah Carina Citra Dewi (Postdoctoral Research Scientist, Jenner Institute University of Oxford), dan Indra Rudiansyah (PhD Candidate, Jenner Institute University Oxford).
“Anda membikin kita bahagia dan bangga,” ujar Ganjar Pranowo saat bertemu dengan keduanya, dalam live instagram bersama Desra Percaya (Ambassador of The Republik of Indonesia to the UK, Irland, and the IMO), Minggu (25/7/2021) malam.
Dalam dialog yang berlangsung tersebut, keduanya juga memberikan penjelasan terkait pentingnya melakukan vaksinasi. Ganjar juga menanyakan terkait banyaknya opini yang beredar di masyarakat terkait vaksin Astrazeneca.
“Saya mau tanya, kalau untuk herd immunity butuh berapa persen sih yang harus divaksin dari jumlah populasi. Dan, bagaimana dengan adanya opini kalau Astrazenece banyak yang mengalami KIPI,” tanya Ganjar kepada kedua narasumber.
Pertanyaan Ganjar pun mendapatkan jawaban dari Carina Citra Dewi. Carina mengungkapkan bahwa vaksin jenis ini telah digunakan di banyak negara, dan masih dalam kadar aman dan efektif untuk digunakan.
“Sudah ada 700 juta vaksin Astrazeneca yang digunakan di banyak negara. Mereka bilang aman dan efektif. Kalau adanya laporan KIPI, semua obat ada efek sampingnya. Jadi, pemakaiannya memang harus dikonsultasikan ke dokter,” jelasnya.
Ia juga menjelaskan bahwa penyuntikan vaksin adapat menjadi salah satu cara mencegah risiko tertular Covid-19.
“Kalau ada akses vaksin harus digunakan. Risiko kena Covid-19 lebih tinggi kalau tidak vaksin, dan risiko kematian lebih besar dari rasa ketakutan,” terangnya.
Sedangkan rekannya, Indra Rudiansyah mengatakan terdapat banyak jenis vaksin Covid-19 yang telah dibuat. Ia juga menambahkan bahwa vaksin berfungsi untuk melatih imunitas dalam tubuh guna merespon saat adanya virus yang masuk.
“Ada banyak jenis vaksin yang dibuat menggunakan teknologi masing-masing. Tapi vaksin itu berfungsi agar imun tubuh bisa merespon saat ada virus yang asli datang,” jelasnya.
Indra juga menjelaskan, terkait vaksin Astrazeneca, telah dilakukan uji klinis dan aman digunakan bagi masyarakat yang berusia 18 tahun ke atas.
“Namun, di masing-masing negara punya kebijakan sendiri-sendiri. Tapi dari hasil uji klinis kita aman dan efektif dipakai untuk usia 18 tahun sampai tak terbatas,” katanya.
Ditambahkan, herd immunity dapat terjadi melalui dua jalan, yakni vaksinasi dan natural infeksi.
“Kalau vaksin efek samping ringan, tapi kalau natural infeksi bisa berisiko tinggi, bahkan sampai kematian,” ungkap Indra.
Untuk herd immunity vaksin, menurutnya, bisa bekerja maksimal jika jumlah populasi sebagian besar sudah divaksin.
“Kalau hitungan persen saya bukan ahlinya. Tapi bisa bekerja maksimal herd immunity vaksin kalau sebagain besar populasi sudah divaksin,” tandasnya. (*)
Jangan lupa kunjungi media sosial kami, di facebook, twitter dan instagram
Redaktur: Mila Candra
Redaksi Mitrapost.com