Solikin, petani tambak garam desa Kedungmutih juga berharap adanya bantuan alat untuk membuat garam tersebut.
“Saat ini saya menggarap lahan seluas 1 hektar dan membutuhkan geomembran 6 gulung dengan harga yang sangat tinggi Rp 24 juta. Selain itu saya membutuhkan modal lagi untuk membeli kincir angin, pompa air kecil dan peralatan panen lainya,” ujar Solikin.
Ia juga mengungkapkan bahwa, selama beberapa tahun lalu harga garam sempat tinggi. Walaupun begitu tetap tidak dapat menutup biaya produksi garam.
Jika nantinya tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah, maka ia akan menggunakan membrane bekas yang masih ada.
“Jika tidak ada bantuan kami hanya memakai membrane bekas yang masih ada, meski hasil panen tidak bisa maksimal”, ungkapnya. (*)
Jangan lupa kunjungi media sosial kami, di facebook, twitter dan instagram
Redaktur: Mila Candra