Wahyu mengatakan bahwa bangunan tersebut dibangun pada kurun waktu yang berbeda di zaman kolonial Belanda.
“Misalnya dari sisi material, kalau dilihat material pada gorong-gorong pertama ditemukan itu material konstruksinya kan bata merah, sementara di ruang bak sendiri itu konstruksinya bukan bata merah melainkan pasangan batu kali. Jadi itu menegaskan bahwa konstruksi itu berbeda masa dengan saluran pertama ditemukan,” jelasnya.
“Kemudian, kalau kita lihat saluran yang ke arah stasiun, itu berbeda lagi. Kalau kita teruskan saluran arah stasiun itu kita akan temukan saluran berupa terowongan yang lingkarannya terbuat dari tanah liat. Itu berbeda lagi dengan bangunan yang lain,” pungkas Wahyu. (*)
Artikel ini telah tayang di DetikNews dengan judul “‘Terowongan Kuno’ Kembali Ditemukan di Kawasan Stasiun Bogor”