Mitrapost.com – Dalam agama Islam terdapat sejumlah aliran yang berbeda-beda. Kemunculan beragam aliran dilatarbelakangi adanya perbedan pendapat dari orang-orang terdahulu. Perbedaan ini juga tampak pada proses penyebaran maupun pengajarannya.
Menurut akademisi dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Harun Nasution mengungkapkan, lahirnya aliran-aliran dala Islam tidak luput dari persoalan politik.
Mengutip dari bukunya berjudul “Teologi Islam, Aliran – Aliran Sejarah Analisa Perbandingan” menyebut telah terjadi perebutan posisi Khilafah pasca Rasulullah Muhammad SAW wafat. Sayidina Ali bin Abi Thalib meminta Gubernur daerah yakni Mu’awiyah tunduk kepadanya. Namun, golongan Mu’awiyah menolak, akhirnya golongan Ali dan golongan Mu’awiyah berperang.
Singkat cerita, golongan Ali bin Abi Thalib memenangkan peperangan tersebut pada peristiwa Tahkim. Kemudian, golongan Mu’awiyah berdamai dengan golongan Ali. Tapi, ada penolakan dari sebagian orang-orang golongan Ali yang tak mau perdamaian.
Alhasil golongan terpecah lagi, maka kelompok yang tidak setuju atas perdamaian tersebut dikenal dengan nama Khawarij.
Berdasarkan kilas balik sejarah yang termuat dalam buku Harun Nasution, kita mengetahui beberapa aliran yang ada pada Islam. Untuk tahu lebih jauh, kita dapat menyimak beberapa aliran-aliran Islam satu persatu sebagai berikut :
1. Ahlus Sunnah wal Jama’ah
Ahlus Sunnah Wal Jama’ah (Aswaja) atau Sunni merupakan aliran yang mengikuti ajaran Nabi serta para Sahabatnya.
Sumber hukum dari aliran ini adalah Al Qur’an, Al Hadist. Selain itu , terdapat sumber hukum lain, yaitu Ijma dan Qiyas.
2. Syiah
Kemunculan aliran Syiah dilatarbelakangi dari pihak yang meneladani kepemimpinan Khalifah Ali bin Abi Thalib.
Adapun pendapat yang mengatakan bahwa aliran tersebut muncul sejak zaman Nabi Muhammad SAW masih hidup. Ada juga yang berasumsi, aliran ini muncul diakhir pemerintahan Utsman bin Affan.
Pengikut Syiah berpendapat bahwa sahabat – sahabat Nabi, kecuali Sayidina Ali tidak benar. Syiah sendiri terbagi menjadi banyak kelompok.
Aliran Syiah mempunyai pendapat bahwa Al Qur’an yang sekarang mengalami perubahan dan pengurangan. Sedangkan yang versi asli berada di tangan Al Imam Al Mastur (Syiah Imamiyah).
Aliran Syiah juga tidak mengamalkan Hadist kecuali dari jalur keluarga Nabi Muhammad (Ahlul Bait). Selain itu, Syiah juga memperbolehkan nikah Mut’ah, atau yang kita kenal dengan istilah kawin kontrak, pernikahan suami – istri akan berlangsung dengan waktu yang disepakati ketika akad.
3. Khawarij
Asal kata Khawarij adalah Kharijiy yang berarti keluar. Pada sejarahnya aliran khawarij merupakan aliran yang tidak setuju dengan adanya perdamaian antara Sayidina Ali bin Abi Thalib dengan Muawiyah saat Perang Siffin.
Mereka menganggap Ali serta orang – orang yang menyetuji perjanjian tersebut mendapatkan dosa besar, maka orang tersebut dapat dikatakan orang yang kafir. Mereka juga menganggap orang-orang yang seperti itu halal darahnya.
Pengikut aliran Khawarij berpendapat bahwa pelaku dosa besar adalah kafir. Mereka juga menyebut, orang yang tidak sepaham dengan mereka maka anak, istri mereka boleh ditawan, dijadikan budak atau dibunuh. Sedangkan tidak untuk khawarij Al Ibadiyah, mereka bukan mukmin dan bukan kafir, maka membunuh mereka adalah haram.
Tidak hanya itu, mereka berpendapat bahwa surat Yusuf bukan termasuk dalam Al Qur’an, karena mengandung cerita cinta.
4. Mutazilah
Menurut buku yang ditulis Harun Nasution, Mutazilah adalah golongan yang membawa persoalan teologi yang lebih mandalam dan bersifat filosofi. Artinya dalam membahas persoalan persoalan agama, kaum Mutazilah lebih banyak menggunakan akal yang lebih bersifat rasional. Mereka juga mendapat julukan sebagai “kaum rasionalis islam”.
Aliran dalam ini berpendapat bahwa orang Islam yang berdosa besar bukan kafir dan bukan mukmin, akan tetapi berada di antara keduanya.
Mereka hanya mengakui Isra Rasulullah ke Baitul Maqdis tetapi tidak mengakui Mi’raj nya ke langit. Selain itu, mereka tidak percaya akan Azab kubur, malaikat pencatat amal, Arsy dan kursi Allah. Selain tidak percaya ada azab kubur, mereka juga tidak percaya dengan adanya Mizan (timbangan amal), Hisab (perhitungan amal), dan syafaat nabi di Hari Kiamat.
5. Murjiah
Kemunculan Mujriah pada abad pertama hijriah, dilatarbelakangi karena perbedaan dua pendapat, yaitu syiah dan khawarij. Kaum syiah mengkafirkan para sahabat, yang menurut mereka menghina Khalifahan Ali. Sedangakan kaum Khawarij, mereka mengkafirkan kelompok Ali dan Mu’awiyah.
Maka saat itulah muncul golongan umat islam yang menjauhkan dari hal kafir mengkafirkan kedua keompok tersebut.
Murjriah muncul sebagai reaksi atas sikap yang tidak mau terlibat dalam upaya mengafirkan terhadap orang yang melakukan dosa besar, sebagaimana yang dilakukan kaum khawarij.
6. Qadariyah
Kaum Qadariyah berpendapat bahwa manusia mempunyai kemerdekaan dan kebebasan dalam menentukan perjalanan hidupnya.
Mereka juga berpendapat bahwa manusia mempunyai kebebasan dan kekuatan sendiri untuk mewujudkan perbuatan – perbuatannya. Maka, nama Qodariyah berangkat dari pengertian bahwa manusia mempunyai qudrah atau kekuatan untuk melaksanakan kehendaknya, bukan berasal dari pengertian bahwa manusia mempunyai takdir yang sudah ditetapkan Allah SWT.
Pengikut aliran Qadiriyah berkeyakinan mengingkari Takdir Allah, atau segala perbuatan makhluk di luar kehendak Allah.
7. Jabariyah
Aliran ini ditonjolkan pertama kali Jahm bin Safwan (131 H), sekretaris Harits bin Suraih yang memberontak pada Bani Umayyah di Khurasan. Memang dalam aliran ini terdapat faham bahwa manusia mengerjakan mengerjakan perbuatannya dalam keadaan terpaksa.
Aliran ini berpendapat bahwa, manusia tidak mempunyai kemerdekaan dalam menentukan kehendak dan perbuatannya. Perbuatan – perbuatan manusia telah ditentukan dari semula oleh Qada dan Qadar Tuhan.
Tak semua aliran dalam islam di atas masih ada hingga kini. Karena pada zaman dahulu aliran tersebut muncul sebagai senjata untuk merebut kekuasaan. (*)
Artikel ini telah tayang di okezone.com dengan judul “7 Aliran dalam Islam, Mayoritas Masih Eksis hingga Kini.
Redaksi Mitrapost.com