Banyak dari mereka memiliki usaha ekonomi produktif. Mulai usaha batik, makanan kecil, konveksi dan kerajinan lainnya seperti tas dan lainnya, dan selama ini belum banyak OPD,dunia usaha atau tim yang bisa memasarkan produk mereka.
“Nah dari permasalahan itu kita hubungkan mereka dengan OPD terkait seperti bisa membantu izin PIRT, semen gresik , Bank Jateng dan pimpinan perusahaan yang potensial agar perhatian dengan mereka termasuk Dinas Pariwisata, ” ungkapnya.
Rofiq menambahkan, selain menjembatani mereka dengan dunia usaha dan OPD, semangat disabilitas juga didorong dengan mendatangkan motivator dari Universitas. Kekurangan fisik sudah menjadi takdir, namun disisi lain harus tetap berdaya dan kuat.
Lebih dari itu, pihaknya menyiapkan anggaran untuk penyusunan Peraturan Daerah tentang perlindungan bagi disabilitas.
“Kami akan melibatkan seluruh komunitas-komunitas dari mereka disabilitas, untuk membahas draft dari Raperda. Judul Perdanya perlindungan dan pemenuhan hak penyandang disabilitas, kita perlu masukan semua pihak,” ujarnya.