Rembang, Mitrapost.com -Akibat refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19, tahun ini Unit Pelaksana Tugas Balai Latihan Kerja (UPT BLK) Kabupaten Rembang hanya bisa menyelenggarakan 13 paket pelatihan.
Kepala UPTD BLK pada kantor Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintdu dan Ketenagakerjaan (DPMPTSP Naker) Kabupaten Rembang, Diah Kurnia Ningrum menerangkan dalam kondisi normal, setiap tahun pihaknya bisa menggelar sekitar 30 paket.
“Ada pengurangan banyak BLK yang bersumber dari APBN kalau biasanya dapat 30 paket, tahun ini kita cuma dapat 13 paket. Lebih dari setengah kena refocusing,” kata Diah kepada Mitrapost.com saat ditemui Mitrapost.com, Kamis (28/10/2021) kemarin.
Padahal menurut Diah, antusiasme warga Rembang untuk mengikuti BLK tahun ini sangat tinggi. Hal ini dibuktikan dengan jumlah pendaftar yang lima kali lipat lebih banyak dari kuota yang tawarkan.
Oleh karenanya, tahun ini UPT BLK tidak melakukan sosialisasi besar-besaran seperti biasa karena memang kuota yang disediakan sangat kecil.
Dalam satu paket pelatihan bisa diikuti oleh 16 peserta saja. Artinya dengan 13 paket yang disediakan UPT BLK hanya bisa melatih 208 orang.
Ke-13 paket pelatihan sendiri seluruhnya sudah dirampungkan hingga akhir bulan Oktober.
Tahun depan ia berharap kondisi keuangan negara makin membaik sehingga paket BLK yang bersumber dari APBN dapat ditambah.
“Semoga besok dapat lebih banyak soalnya yang minat banyak. Kalau pengumuman baru Januari,” harap Diah.
Saat ditanya tentang kendala saat melaksanakan pelatihan di masa pandemi, ia mengaku menemui banyak kendala.
Bukan kendala protokoler kesehatannya melainkan ada bangunan yang ambruk dan menghambat praktik para peserta.
“Kendala banyak terutama gedungnya ambruk di gedung las dan gedung jahit tidak bisa berjarak. Panas karena tidak ada AC. Sebenarnya kita dapat revitalisasi BLK, tapi belum jalan. kita sudah dari tahun 70-an belum direnovasi,” pungkas Diah. (*)
Wartawan Area Kabupaten Pati