Semarang, Mitrapost.com – Banyak dikunjungi wisatawan dan sedang menjadi salah satu tempat wisata yang digandrungi anak muda dan masyarakat umum, jalan akses masuk kampung Tematik Jawi di Kalialang, Kelurahan Sukorejo, Gunungpati Semarang ini dikeluhkan pengunjung.
Sebab, selain mereka sudah merasa jenuh dengan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang berlangsung cukup lama, sehingga menjadikan masyarakat ingin merasakan waktu berlibur untuk mengusir penat. Apalagi dengan suasana pedesaan dan menyediakan aneka makanan khas tempo dulu yang jarang ditemui dibanyak tempat rumah makan, restoran dan di hotel.
Salah satu pengunjung, Hidya mengatakan, dirinya mengaku baru pertama kali datang ke Kampung Tematik Jawi atau Kampung Jawi ini. Menurutnya, lokasi ini salah satu kampung tematik yang ada di Kota Semarang yang sedang hits.
“Suasananya enak, nyaman seperti di ciri khas pedesaan dengan pemandangan alam yang hijau, padahal daerah ini ada di tengah kota. Serta masyarakatnya masih menjaga kearifan lokalnya. Sehingga tempat ini tidak kalah dengan tempat wisata lainnya yang wajib untuk dikunjungi masyarakat bersama keluarganya,” katanya, baru-baru ini.
Dirinya, juga baru mengetahui jika di Kota Semarang memiliki potensi wisata seperti di Kampung Jawi. Dirinya, sebelumnya hanya mengenal wisata alam di Desa Wisata Kandri, Goa Kreo, dan yang lainnya, yakni Kampung Jadul serta Kampung Batik.
“Kalau hujan sih, pengunjungnya sedikit karena tempatnya outdoor, makannya di ruangan terbuka di kursi dan meja kayu. Seperti di tempo dulu lah suasananya asyik sih. Begitu juga aneka panganan yang disediakan banyak pilihannya, kita cukup membayar dengan beberapa uang kepeng, satu kepingnya senilai Rp 3 ribu,” jelasnya.
Uang kepeng itu didapatkan setelah ditukarkan pengunjung di loket penukaran uang, sehingga pengunjung bisa menukarkan dengan uang sesuai kebutuhannya.
“Kalau untuk akses jalan masuk, perlu diperbaiki. Sehingga pengunjung bisa masuk dari beberapa jalan alternatif yang representif tidak sempit. Jadi bisa dilalui oleh kendaraan bermotor ataupun mobil. Selain itu perlu rambu penanda menuju lokasi Kampung Jawi lebih banyak lagi, kan banyak pengunjung dari luar kota juga biar gak kesasar,” imbuh Dani, pengunjung lainnya.
Dia berharap, akses masuk ke lokasi Kampung Jawi segera diperbaiki. Terutama, di salah satu jalan masuk yang kondisi jembatannya masih rusak dan sempit. Sehingga menyulitkan pengunjung yang membawa motor harus ekstra hati-hati, menuruni jembatan yang terbuat dari kayu.
“Kalau mobil otomatis tidak bisa masuk, juga sempit jadi harus lewat jalan alternatif lainnya, namun memutar cukup jauh,”ujarnya.
Terpisah, Wakil Ketua DPRD Kota Semarang, Wahyu “Liluk” Winarto mengatakan, Kampung Jawi salah satu destinasi kuliner baru di Kota Semarang. Sehingga bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung dengan suasana alam pedesaan dan menyajikan kuliner khas tempo dulu.
“Harapan kita destinasi ini berdampak secara ekonomi bagi masyarakat sekitar yang memang bergerak di sektor pariwisata kuliner. Kami dari DPRD Kota Semarang tentunya akan terus mendukung pengembangan Kampung Jawi dan bisa menjadi pioner desa sadar wisata, seperti yang ada di kabupaten Magelang, di desa Butuh, dengan ikon wisata “Nepal van Java-nya,”imbuhnya, Selasa (16/11/2021).
Tentunya, kata Liluk, pengembangan wisata dengan adanya Kampung Jawi ini juga harus ditunjang dengan sarana dan prasarana yang baik. Misalnya, dari sisi infrastruktur jalan yang diperlebar dan bagus untuk akses masuk buat pengunjung. Apalagi, belum lama ini, Kampung Jawi dinobatkan sebagai pemenang Juara 1 dalam ajang Trisakti Tourism Award kategori kuliner.
“Masukan kami pihak Kampung Jawi bisa mengusulkan dan bekerja sama dengan pemerintah baik di kelurahan dan kecamatan supaya jalan masuk akses pengunjung diperbaiki. Selain itu, juga bisa mengusulkan ke pemerintah kota Semarang, agar jalan masuk pengunjung ke Kampung Jawi segera dibangun,”pungkasnya. (*)
Redaksi Mitrapost.com