Pati, Mitrapost.com – Bencana banjir yang melanda Kabupaten Pati akibat puncak musim penghujan beberapa pekan terakhir berdampak kepada 642,5 hektare lahan pertanian di Kabupaten Pati.
Rukisih selaku Seksi Agribisnis Dinas Pertanian Kabupaten Pati mengatakan dari ratusan lahan tersebut 354 hektare diantaranya berisiko mengalami gagal tanam pada musim tanam padi gelombamg dua (MT-2) tahun ini.
Ia mengungkapkan bencana banjir mendampak pada sawah di lima kecamatan se-Kabupaten Pati diantaranya Kecamatan Kayen, Gabus, Jakenan, Pati, dan Juwana. Sementara kerugian tertinggi ditaksir dialami oleh para petani di Kecamatan Jakenan.
“Per 10 Maret ada 5 kecamatan, Kayen, Gabus, Jakenan, Pati dan Juwana. Secara globalnya itu banjir 642,5 hektar. tanam 354 hektar. Semua baru tanam. Tidak ada yang puso. Bisa gagal tanam kalau sudah terendam sekitar seminggu, ” ujar Rukisih saat diwawancara Mitrapost.com di kantornya hari ini, Jumat (1/3/22).
Sementara untuk tingkat kerugian materiil nilainya belum pasti mengingat banjir yang melanda Pati pekan ini dikategorikan sebagai banjir bandang atau dadakan yang cepat surut.
“Untuk kerugian Belum bisa memastikan kerugiannya. Itu urusannya petugas di lapangan Kalau sudah banjir surut hanya tergenang sebentar. Ini paginya banyak yang sudah surut, ” imbuhnya.
Di lapangan, Mitrapost.com menemui Sapari, Warga Kedungmulyo Kecamatan Jakenan. Ia mengaku akibat curah hujan yang tinggi ia tiga kali gagal melakukan tanam kedua sehingga menderita kerugian materiil yang cukup besar tahun ini.
Menurut Sapari setidaknya dalam sekali gagal tanam ia bisa merugi hingga Rp 900 ribu an rupiah per petak sawah.
Biaya ini adalah akumulasi dari biaya beli bibit, pupuk dan upah buruh tanam.
“Berat mas, ini saya sudah tiga kali gagal tanam. Sudah tanan hujan lagi, tanam lagi hujan lagi, ” kata Sapari. (*)
Wartawan Area Kabupaten Pati