“Setelah dianalisa itu berhubungan dengan curah hujan yang sudah mulai tinggi,” tegas Ririn.
Penyebab kematian kasus DBD di Kabupaten Kudus juga diakibatkan karena masyarakat takut untuk periksa ke fasilitas kesehatan. Karena masyarakat dinilai takut jika nanti periksa ke rumah sakit didiagnosa Covid-19.
“Masyarakat tidak berani datang ke faskes takut dianggap Covid,” katanya.
Ada 3 kecamatan yang paling tinggi kasus DBD-nya, yaitu Kecamatan Kaliwungu, Kecamatan Jati, dan Kecamatan Kudus Kota.
“Kaliwungu ada 27 kasus, Jati ada 24 kasus, Kudus Kota ada 23 kasus DBD,” jelasnya.
Untuk tiga minggu terakhir kasus DBD sudah mengalami penurunan. Ke depannya masyarakat diimbau untuk selalu menjaga kebersihan dan melakukan PSN rutin.
“Masyarakat harus meningkatkan lagi PSN-nya, harus lebih menjaga kebersihan lingkunganya,” pungkas Ririn. (*)