Mitrapost.com – Bulan suci Ramadhan tinggal menunggu jam. Mulai Minggu (3/4/2022), pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) telah menyatakan bahwa umat Muslim di Indonesia diwajibkan menjalankan ibadah puasa.
Perlu diketahui, ibadah puasa di bulan Ramadhan merupakan salah satu rukun Islam dan hukumnya wajib.
Ibadah puasa bertujuan agar umat mampu mengendalikan diri, meningkatkan kesabaran, dan lebih banyak-banyak bersyukur.
Puasa pun bukan hanya ibadah bagi pemeluk agama Islam saja. Pasalnya, ibadah tersebut telah menjadi tradisi bagi pemeluk agama lain.
Namun, tradisi puasa agama lain memiliki aturan yang berbeda dengan Islam. Walau demikian, tujuannya hampir sama yakni melatih kesabaran dan mengendalikan hawa nafsu.
Berikut ini agama-agama lain yang melaksanakan tradisi puasa:
1. Katholik
Dalam agama Katholik, masa puasa pra-paskah berlangsung selama 40 hari, dihitung dari hari Rabu Abu hingga Jumat Agung.
Dalam tradisi ini, umat Katholik mengenal istilah berpantang dan berpuasa. Berpuasa wajib bagi mereka yang sudah berusia 18 tahun. Saat berpuasa, mereka hanya diizinkan untuk makan kenyang sekali saja dalam sehari.
Sementara itu, berpantang wajib untuk mereka yang berusia 14 tahun ke atas. Berpantang dilakukan dengan cara menghindari diri dari melakukan hal-hal yang disukainya, misal makan daging, garam, atau merokok.
Berpuasa dan berpantang merupakan cara untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dan menyatukan pengorbanan umat Katolik dengan pengorbanan Yesus Kristus.
2. Yahudi
Puasa dalam Yahudi dikenal sebagai Ta’anit. Tradisi ini dibagi menjadi dua, yaitu pada hari besar Yom Kippur dan Tisha B’Av. Selain itu juga pada perayaan hari kecil, seperti puasa Esther dan puasa Gedhalia.
Pada saat puasa, umat Yahudi tidak diperkenankan makan dan minum, berhubungan seks, mengenakan sepatu kulit, dan khusus pada hari Yom Kippur, umat Yahudi tidak boleh menggosok gigi.
Pada saat Yom Kipur, puasa tidak boleh dilakukan pada hari Sabat. Apabila puasa selain puasa Yom Kippur jatuh para hari Sabat, para Rabbi akan memutuskan hari pengganti untuk berpuasa.
3. Buddha
Dalam agama Buddha, puasa disebut sebagai Uposatha. Tanggal puasa bergantung pada aliran Buddha yang diikuti, namun mereka sama-sama mengikuti perhitungan kalendar Buddhis.
Ketika berpuasa, umat Buddha masih diperbolehkan untuk minum namun tidak boleh makan.
Untuk melaksanakan delapan aturan selama melakukan Uposatha yang disebut dengan uposatha-sila, yaitu tidak membunuh, tidak mencuri, tidak melakukan kegiatan seksual, tidak berbohong, tidak makan pada siang hari hingga dini hari, dan tidak menonton hiburan atau memakai kosmetik, parfum, dan perhiasan.
4. Hindu
Puasa dalam agama Hindu disebut dengan Upawasa. Upawasa ada yang diwajibkan dan ada yang tidak diwajibkan.
Upawasa yang wajib misalnya adalah Upawasa Siwa Ratri, umat Hindu tidak boleh makan dan minum dari matahari terbit hingga terbenam. Lalu puasa Nyepi, yang dilakukan dengan cara tidak makan dan minum sejak fajar hingga fajar keesokan harinya.
Puasa lain yang dianggap wajib adalah puasa untuk menembus dosa yang dilakukan selama tiga hari, puasa tilem, dan purnama.
5. Konghucu
Puasa dalam kepercayaan Konghucu juga merupakan cara untuk mensucikan diri dan melatih diri, baik itu untuk menjaga perilaku, perkataan, dan agar diri kita dipenuhi cinta kasih. Puasa Konghucu ada dua jenis: puasa rohani dan jasmani.
Puasa rohani dilakukan dengan menjaga diri dari hal-hal yang dianggap asusila. Sementara puasa jasmani dilakukan pada bulan Imlek.
Puasa dilakukan dengan cara berpantang makan daging secara bertahap, ada yang hanya sehari, dua hari, dan seterusnya hingga berpantang permanen.
Pada tanggal 8 bulan pertama Imlek, puasa dijalankan sehari penuh dari pukul 05.30 hingga 22.00. Tradisi tersebut diawali dengan mandi serta keramas, lalu berakhir setelah sembahyang. (*)
Artikel ini telah tayang di kumparan.com dengan judul “5 Agama yang Punya Tradisi Puasa Selain Islam.”
Redaksi Mitrapost.com