Anies kemudian melanjutkan topik ceramahnya. Ia mengklaim pemerintahannya berupaya mengubah paradigma prioritas pembangunan infrastruktur transportasi tadi. Secara berurutan menjadi jalur untuk pejalan kaki, sepeda, transportasi umum, dan terakhir kendaraan pribadi.
“Dan ketika paradigmanya diubah, dibangunlah trotoar di mana-mana. Dalam waktu kurang dari empat tahun, Jakarta membangun 341 kilometer di seluruh Jakarta,” jelasnya.
Materi ceramah Anies lainnya adalah upaya menciptakan ruang ketiga atau tempat interaksi bagi warga di antara ruang pertama dan kedua. Membangun perasaan kesetaraan, kebersamaan, dan interaksi di dalamnya. Lalu, membangun infrastruktur dengan gagasan untuk tujuan sosial.
Anies juga mengklaim telah berkontribusi menjaga keamanan dan ketenangan DKI Jakarta sebagai simpulnya Indonesia.
“Bila di Jakarta terjadi rasa tenang dan teduh, maka di berbagai tempat di Indonesia juga tenang dan teduh. Bila di Jakarta tegang, maka seluruh Indonesia akan merasakan tegang,” paparnya.